Memenuhi Standar-standar Melalui Strategi-strategi Pengajaran yang Berpusat pada Siswa

Pengajaran yang berpusat pada siswa menggambarkan strategi-strategi pengajaran dimna guru lebih memfasilitasi daripada mengajar langsung (McCombs & Miller, 2007). Tujuan-tujuan yang banyak dicapai dengan efektif dalam strategi-strategi pengajaran yang berpusat pada siswa mencakup pengembangan proses-proses skill komunikasi, pengembangan pemahaman yang mendalam tentang topik, dan pengembangan skill-skill penelitian dan pemecahan masalah.
Pengajaran yang berpusat pada siswa menyertakan karakteristik-karakteristik berikut ini:
• Siswa-siswa berada pada pusat proses belajar-mengajar
• Guru memandu siswa
• Mengajar untuk pemahaman yang mendalam
Guru terkadang salah menafsirkan pengajarn yang berpusat pada siswa ketika menerapkannya di kelas. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
• Tujuan-tujuan jelas dan persiapan yang cermat kurang penting keberadaannya dalam pengajaran yang berpusat pada siswa daripada dalam pendekatan-pendekatan yang berpusat pada pada guru.
• Jika siswa dilibatkan dalam diskusi dan bentuk-bentuk unteraksi lain, pembelajaran akan terjadi secara otomatis.
• Guru memainkan peran penting dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa daripada dalam pengajarn tradisional.
Menyimpulkan bahwa diskusi dan bentuk interaksi sosial lain secara otomatis menuntun pada pembelajaran merupakan kesimpulan yang tidak tepat. Jika siswa salah jalan atau mengembangkan pemahaman yang keliru tentang suatu topik, guru harus mengintervensi dan mengatur ulang diskusinya. Membimbing siswa supaya mereka mengembangkan pemehaman yang mendalam tentang sebuah topik merupakan pekerjaan yang jauh lebih sulit.

Strategi-strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan istilah umum untuk sekumpulan strategi pengajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan intervensi antarsiswa. Strategi-strategi ini dirancang untuk menyingkirkan persaingan yang terdapat di dalam kelas, yang cenderung menimbulkan pihak yang menang dan yang kalah. Strategi-strategi pembelajaran kooperatif secara khusus dirancang untuk mendorong siswa dalam bekerja bersama dan saling membantu satu sama lain untuk mempelajari tujuan-tujuan umumnya. Pembelajaran ini dapat diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang kompatibel yang berbeda-beda sekalipun.
Apa pun tujuannya, terdapat lima elemen dasar yang menjadi landasan dari semua strategi pembelajaran kooperatif yang efektif, yaitu:
• Interaksi sosial diterapkan untuk memfasilitasi pembelajaran
• Siswa bekerja bersama dalam kelompok-kelompok untuk menyelesaikan tugas
• Sasaran-sasaran pembelajaran melahirkan tujuan-tujuan kelompok yang kemudian mengarahkan aktivitas-aktivitas pembelajaran dalam kelompok
• Guru bertanggung jawab atas pembelajaran siswa secara individu
• Siswa mengembangkanketrampilan-ketrampilan kerja sama dan juga sasaran-sasaran konten pembelajaran
Keuntungan interaksi tatap-muka antarsiswa yaitu:
• Mendorong siswa untuk sekali-kali memberikan pemikiran-pemikiran yang tidak jelas dalam bentuk kata-kata.
• Memungkinkan siswa untuk melakukan sharing atas perspektif-perspektif alternatif.
• Membantu siswa melihat gagasan-gagasan dengan cara-cara yang berbeda.
• Memungkinkan siswa untuk mengontruksi pengetahuan dan memberdayakan gagasa-gagasan orang lain.
Sasaran-sasaran pembelajaran fokus pada kekuatan siswa untuk mengerjakan tugas pembelajaran yang telah disetujui dan dibagi. Sedangkan tujuan-tujuan kelompok mendorong siswa untuk saling membantu satu sama lain, yang pada akhirnya memberikan mereka patokan dalam keberhasilan satu sama lain. Tujuan-tujuan kelompok juga mendorong siswa untuk meminta dan member bantuan.
Akuntabilitas (pertanggungjawaban) siswa berarti bahwa setiap individu dalam kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari konten yang penting melalui kuis-kuis, tes-tes, atau penugasan-penugasan individu. Tanpa akuntabilitas individual, siswa yan g paling mampu dalam kelompok tertentu mungkin akan bisa mengerjakan semua tugas, dengan teman-teman sekelompoknya yang diabaikan.
Hal penting yang terakhir dalam pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa mempelajari konten sekaligus skill-skill interaksi sosial. Guru yang menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dalam kelasnya mengidentifikasi wilayah-wilayah yang berpotensi memunculkan masalah seperti berikut .
• Perilaku-perilaku yang off-task (melalaikan tugas)
• Gagal untuk mencapai kebersamaan
• Berperilaku buruk
• Pemanfaatan waktu kelompok yang tidak efektif

Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
1. Kerja Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu strategi pengajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja bersama. Kerja kelompok digunakan untuk mengajar tujuan-tujuan tingkat tinggi dan tingkat rendah. Kerja kelompok juga dapat digunakan untuk merangsang pemikiran siswa dalam bidang konten yang sama. Kerja kelompok muncul dalam beragam bentuk bergantung pada tujuan-tujuan pelajaran, ukuran dan komposisi kelompok, dan tugas pembelajaran.

Dua opsi kerja kelompok yang paling popular, yaitu:
• Berbagi dan berpikir, guru mengajukan pertanyaan yang biasa, tetapi daripada memanggil satu siswa, guru lebih meminta seluruh siswa untuk berpikir tentang jawabannya (aspek berpikir) lalu mendiskusikannya dengan rekan mereka (aspek berbagi).
• Memeriksa pasangan, strategi ini melibatkan pasangan-pasanagn siswa yang bekerja di atas meja tulis mereka sambil fokus pada masalah-masalah dengan jawaban-jawaban konvergen.

2. Student Teams Achievement Division (STAD)
Dalam STAD, siswa-siswa berkemampuan tinggi dan siswa-siswa berkemampuan rendah dipasangkan pada satu tim yang rata-rata terdiri dari lima atau enam orang, dan skor-skor tim didasarkan pada sejauh mana siswa mampu meningkatkan skor mereka dalam tes-tes ketrampilan.
Langkah-langkah yang dilibatkan dalam menerapkan STAD adalah sebagai berikut:
• Mem-pretest siswa
• Me-ranking siswa dari yang paling atas hingga yang paling rendah
• Membagi siswa
• Mengajikan konten
• Membagikan lembar kerja yang telah dipersiapkan
• Memeriksa kelompok-kelompok
• Mengelola kuis-kuis individual
• Memberikan skor kelompok

3. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok menempatkan siswa bersama dalam tiga sampai enam kelompok untuk menyelidiki atau menyelesaikan beberapa masalah umum.

Terdapat enam langkah dalam strategi investigasi kelompok, yaitu:
• Pemilihan topik
• Perencanaan kooperatif
• Penerapan
• Analisis dan sintesis
• Penyajian hasil akhir
• Evaluasi

4. Strategi Jigsaw
Jigsaw merupakan salah satu jenis strategi pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelidiki suatu topik umum.

Keragaman dalam Ruang Kelas
Pembelajaran kooperatif menjadi sebuah perangkat dalam memanfaatkan keragaman. Guru tidak bias memaksakan sikap toleransi, kepercayaan, dan pertemanan antarsiswa yang berlatar belakang berbeda, tetapi guru dapat menempatkan mereka pada situasi di mana dapat bekerja bersama menghasilkan hasil-hasil yang positif dan hubungan-hubungan yang sehat. Pengaruh-pengaruh positif pembelajaran kooperatif terhadap sikap-sikap rasial dan interpersonal berakar dari tiga faktor, yaitu kesempatan bagi jenis siswa berbeda-beda untuk dapat bekerja bersama dalam mengerjakan proyek-proyek, status-status yang setara untuk para peserta, kesempatan bagi jenis siswa yang berbeda-beda untuk dapat saling belajar satu sama lain sebagai individu-individu.
Pengaruh-pengaruh positif pembelajaran kooperatif terhadap hubungan antar kelompok mungkin berasal dari kesempatan-kesempatan bagi siswa untuk membangun pertemanan dan menghilangkan batasan-batasan antar kelompok. Untuk mencapai hasil-hasil yang positif ini, guru perlu merencanakan dengan seksama dan menerapkannya secara strategis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Bunyi Bahasa (Fonologi)

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)

Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar

Bentuk, Ragam dan Sifat Bimbingan dan Konseling

Resensi Novel : “Birunya Langit Cinta”