I. PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendekatanpembelajarandapat diartikan sebagaisudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelatif yang menengahi hakikat pengajaran dan pembelajaran bahasa.Pendekatan itu bersifat aksiomatik(dapat diterima sebagai kebenaran, tanpa pembuktian), Tarigan (1989:11). Pendekatan adalah seperangkat asumsi, persepsi, keyakinan dan teori tentang bahasa dan pembelajajan yang menjiwai keseluruhan proses belajar dan berbahasa, Nunan (1990:12).Istilahpendekatandalampembelajaranbahasamengacupadateori-teoritentanghakekatbahasadanpembelajaranbahasa yang berfungsisebagaisumberlandasanatauprinsippengajaranbahasa. Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berhubungan yang menya
1. Model Pembelajaran PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) PPSI merupakan proses dalam mengembangkan pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisir, yang memuat sejumlah unsur antara lain tujuan, materi, metode, alat bantu dan evaluasi pembelajaran. PPSI adalah langkah-langkah pengembangan sistem instruksional yang mendasari efektivitas praktek pengajaran. Fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. PPSI digunakan sebagai pendekatan penyampaian pada kurikulum 1975 untuk tingkat SD, SMP, dan SMA, dan kurikulum 1976 untuk sekolah lanjutan. PPSI menggunakan pendekatan sistem yang mengutamakan adanya tujuan yang jelas, sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI merujuk pada pengertian sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan terorganisasi yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling
Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Sedangkan Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000:71)berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya manusia disebut sebagai zoon politicon atau makhluk sosial. Dikatakan makhluk sosial karena dalam hidupnya seorang manusia pasti akan selalu membutuhkan orang lain. Tidak pernah ada manusia yang hidup sebagai makhluk yang individualis karena manusia tidak pernah hidup sendirian. Akan selalu ada orang lain yang berperan dalam perjalanan hidupnya. Sejak manusia lahir, orang pertama yang dikenalnya adalah seorang ibu. Ibu merupakan salah satu bagian dari apa yang disebut orang tua. Selama masa perkembangannya, manusia pasti membutuhkan seorang ibu. Ketika seorang manusia memasuki masa anak-anak dia pun mulai mengenal ayah, kakak, adik, dll. Seorang anak pasti membutuhkan mereka dalam tahap perkembangan hidupnya. Dan yang paling dekat dan bertanggung jawab atas dirinya adalah orang tua. Di sini peran orang tua sebagai pelaku pendidik alami. Ketika seorang anak sudah layak untuk dititipkan pada lembaga pendidikan, maka yang menjadi
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Menurut Gorys keraf adalah kalimat yang memenuhi syarat – syarat berikut : a.secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. b.Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Ciri – ciri kalimat efektif sebagai berikut : Kalimat efektif mengandung kesatuan gagasan. a)Subyek dan atau predikat kalimat eksplisit. Contoh : Tidak efektif :Berhubungan itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun. Efektif :Sehubungan dengan itu, dikemukakannya juga minat baca kaum remaja menurun. b)Subyek dan predikat k
Komentar