Bunyi bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi bahasa dapat pula diartikan sebagai bunyi yang diartikulasikan yang menghasilkan gelombang bunyi sehingga dapat diterima oleh telinga manusia. B. Kajian bunyi bahasa Fonetik merupakan kajian mengenai bunyi bahasa. Berdasarkan proses terjadinya, fonetik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Fonetik artikulatoris Fonetik artikulatoris adalah fonetik yang mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat ucap manusia menghasilkan bunyi bahasa serta pengklasifikasian bahasa berdasarkan artikulasinya. b. Fonetik akustis Fonetik akustis mempelajari bunyi bahasa yang berupa getaran udara dan mengkaji tentang frekuensi getaran bunyi, amplitudo, intensitas dan timbrenya. c. fonetik auditoris Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi sebagai hasil dari udara yang bergetar. C. Produksi bunyi bahasa Dalam proses pembentukan bunyi bahasa ada tiga faktor yang terlibat, yaitu :
1. Model Pembelajaran PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) PPSI merupakan proses dalam mengembangkan pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisir, yang memuat sejumlah unsur antara lain tujuan, materi, metode, alat bantu dan evaluasi pembelajaran. PPSI adalah langkah-langkah pengembangan sistem instruksional yang mendasari efektivitas praktek pengajaran. Fungsi PPSI adalah untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistematis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar-mengajar. PPSI digunakan sebagai pendekatan penyampaian pada kurikulum 1975 untuk tingkat SD, SMP, dan SMA, dan kurikulum 1976 untuk sekolah lanjutan. PPSI menggunakan pendekatan sistem yang mengutamakan adanya tujuan yang jelas, sehingga dapat dikatakan bahwa PPSI merujuk pada pengertian sebagai suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan terorganisasi yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling
Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Sedangkan Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000:71)berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya
1. Bentuk Bimbingan Bentuk bimbingan menyangkut jumlah siswa yang dibimbing. Bentuk bimbingan ada 2, yaitu bimbingan kelompok dan bimbingan individual. Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada sekelompok siswa atau orang untuk memerikan informasi atau penerangan tentang masalah-masalah yang tidak dibicarakan dalam pelajaran di kelas atau dipertemuan formal yang menyangkut segi pembelajaran. Isi materi dapat menyangkut soal pergaulan, cara belajar, adat kebiasaan, seksualitas, dll. Sedangkan bimbingan individual lebih mengarah ke kegiatan konseling. 2. Ragam Bimbingan Ragam bimbingan menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan; dengan kata lain, tentang apa yang diberikan. Ada 5 ragam bimbingan, yaitu a. Bimbingan belajar atau pendidikan (Educational Guidance) Bimbingan ini adalah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat untuk mengatasi kesukaran-kesukaran mengenai belaja
Judul : Birunya Langit Cinta Penulis : Azzura Dayana Penerbit : Qish-U Tahun : Cetakan 2, Oktober 2006 Tebal : 388 hlm. Harga : Rp 24.000,- Daiyah Khairunnisa alias Dey, dikenal sebagai seorang aktivis dakwah yang berprinsip. Ketika baru saja naik ke kelas 3 SMA Citra Negeri di Palembang, sahabatnya, Bella, berusaha menjodohkan Dey dengan Sir Fatah, guru Bahasa Inggris mereka yang baru dan masih muda. Dey tidak memedulikannya. Berbeda dengan Bella yang sering bergonta-ganti pacar, salah satu prinsip Dey adalah tidak berpacaran karena tidak ada konsep pacaran dalam Islam. Sir Fatah sendiri ternyata adalah lulusan pesantren di Jawa Timur yang sempat menjadi tenaga pengajar di beberapa pesantren. Ia pun pernah mengikuti studi pertukaran mahasiswa di salah satu Universitas Islam di Islamabad selama satu tahun. Karena keadaan darurat dan tidak ada pilihan lain, suatu malam sekitar pukul setengah sebelas, Dey terpaksa berboncengan motor dengan Sir Fatah untuk pulang ke ru
Komentar