Perkembangan Proses Belajar Bahasa Pertama Anak

a. Pengertian perkembangan bahasa
Berbahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu. Selain itu pula tidak hanya perkembangan berpikir tetapi proses belajar anak juga turut mempengaruhi proses perkembangan bahasa pertama anak. Beberapa hal yang penting dalam perkembangan bahasa adalah perkembang persepsi, pengertian, adaptasi, imitasi, dan ekspresi.
Perkembangan bahasa adalah bagian penting daripada sifat kognitif manusia. Memahami perkembangan bahasa merupakan aspek penting untuk memahami dasar dan mengingati pelbagai komponen linguistik. Aspek kognitif komunikasi dalam bahasa dipahami sebagai sama di antara primer, non-primer, dan manusia dalam beberapa aspek dan berbeda dalam aspek-aspek lain iaitu cenderung komunikasi, decorative ucapan, bahasa pengambilalihan, ucapan telegraphic, komponen morphosyntactic, komponen pragmatis. (file:///D:/tUgas%20kuL.smt%204/teori%20belajar%20bahasa/Perkembangan-Bahasa-Kanakkanak.htm)
Perkembangan bahasa menurut Piaget akan melalui berbagai tahap, pada mulanya bahasa bersifat egosentrik dan self-expressive yaitu segala sesuatu untuk dirinya sendiri. Sedangkan menurut Capute tahun 1986, perkembangan bahasa anak biasa dapat dipakai sebagai tolok ukur terhadap kecerdasannya di kemudian hari..
b. Proses perkembangan bahasa anak
Perkembangan bahasa dapat dipelajari dalam kejadian pada masa bayi, masa kanak – kanak awal, pertengahan dan akhir masa anak – anak, serta masa remaja. Masa Bayi, pengenalan bahasa mengalami kemajuan melalui sejumlah kejadian dalam masa bayi (Edwards, 2004; Waxman & Lidz, 2006). Celotehan dimulai pada usia 3-6 bulan. Bayi biasanya mengutarakan kata pertama mereka pada usia 10-13 bulan. Pada usia 18-24 bulan, bayi biasanya telah mulai merangkai dua kata bersama-sama.
Masa Kanak-kanak Awal, seiring anak-anak meninggalkan tahapan dua kata, mereka bergerak lebih cepat ke dalam kombinasi tiga, empat, dan lima kata. Transisi dari kalimat sederhana untuk mengekspresikan proposi tunggal menjadi kalimat kompleks, dimulai antara umur 2-3 tahun dan berlanjut ke tahun – tahun sekolah dasar (Bloom, 1998). Perubahan substansial dalam pragmatik terjadi selama masa kanak – kanak awal. Sekitar umur 3 tahun, anak – anak meningkatkan kemampuan mereka untuk berbicara mengenai hal – hal yang tidak hadir secara fisik. Artinya, mereka mengalami kemajuan dalam penguasaan atas karakteristik - karakteristik bahasa yang dikenal sebagai pemindahan (displacement).
Masa Kanak-kanak Pertengahan dan Akhir, perkembangan perbendaharaan kata terus berlanjut pada tingkat yang mengagumkan, bagi sebagian besar anak pada usia – usia sekolah dasar. Anak – anak menjadi semakin mampu untuk memahami dan menggunakan tata bahasa yang kompleks. Kesadaran metalinguistik (metalinguistic awareness) juga meningkat selama tahun – tahun sekolah dasar. Kesadaran metalinguistik merujuk pada pengetahuan mengenai bahasa, yang memungkinkan anak – anak untuk ‘ berpikir mengenai bahasa mereka, mamahami apakah kata itu, dan bahkan mendefinisikannya’ (Berko Gleason, 2005, hal. 4). Anak – anak juga membuat kemajuan dalam memahami bagaimana cara menggunakan bahasa dalam cara yang sesuai cultural – pragmatic. (http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/19/perkembangan-bahasa-pada-anak/)
 Perkembangan Traktus Vokalis
Komponen subglotis dari traktus vokalis terdiri atas cabang-cabang tracheobroncial dan sistem pulmonaris. Ekshalasi (mengeluarkan nafas) adalah suatu proses pasif yang berlangsung hanya setengah lamanya inhalasi. Namun, pada waktu sedang melakukan kegiatan (latihan bicara, bernyanyi) ekshalasi dapat diatur secara aktif dan dapat bertahan sampai 20 kali lamanya inhalasi.
Kecepatan bernafas bayi adalah 40-70 kali semenit, sedangkan pada remaja hanya 13-18 kali semenit. Pada waktu inhalasi pita suara tertarik dan pada waktu berbicara tarikannya makin jelas. Nada suara disesuaikan dengan ketegangan pita suara dan aliran udara. Larings yang merupakan kotak berisikan pita suara itu menjadi besar sesuai dengan tiga fase perkembangan si anak, yaitu dari lahir sampai umur 3 tahun, dari 3 tahun sampai pubertas, dan setelah pubertas.
Komponen glotis dan subglotis menghasilkan suara yang tipis seperti seruling. Perubahan pada komponen supraglotis menghasilkan komponen suara bicara. Kemampuan untuk mengubah bentuk dan mengatur tekanan glotis melalui pengendalian pernafasan membutuhkan suatu penyesuaian yang rumit dari otot farings, pita suara, dan otot pernafasan. Kemampuan ini akan timbul sekitar umur 7-8 bulan pada waktu si anak mulai berleter (babble) (Lenneberg 1967). Maturasi suara selanjutnya terjadi akibat turunnya larings ke leher dan bertambah panjangnya farings supraglotis.
 Perkembangan Artikulasi
Perkataan language berasal dari bahasa Yunani lingua, yaitu lidah yang merupakan satu-satunya alat tubuh yang dapat mengeluarkan pelbagai bunyi. Kemampuan mengeluarkan bunyi bicara (speech sound) tergantung pada faktor perkembangannya. Adanya kelainan pada pengucapan bukanlah berarti adanya gangguan artikulasi. Anak kecil pada umumnya sering menghilangkan, mengganti, atau salah menguapkan suatu bunyi tertentu. Pada umumnya pada umur 3 tahun sudah dikuasai konsonan m, p, t, k, dan f. Sedangkan bunyi l dan s baru diucapkan dengan sempurna pada umur 8 tahun (Curlee dan Sheldon 1983). Pada umur 2 tahun 50% bicaranya sudah dapat ditangkap dan baru sekitar umur 4 tahun seluruh pembicaraannya dapat dimengerti.
 Perkembangan Bahasa dan Bicara
Ada tiga proses pokok dalam perkembangan bahasa oral dan tulisan :
1. Proses Fonologik, yaitu mengenal dan memproduksi suara.
2. Semantik, yaitu pengertian kata-kata.
3. Sintaksis, yaitu pengaturan kata-kata untuk membentuk suatu kalimat yang dapat dimengerti (tatabahasa).
Secara garis besar perkembangan bahasa dapat dibagi dalam komponen ekspresif dan reseptif. Perkembangan fonem telah selesai sekitar umur 7 tahun, sedangkan perkembangan semantik akan berlangsung seumur hidup. Perkembangan bahasa menurut Mykebust (1964) adalah sebagai berikut :
1. Lahir sampai 9 bulan
Anak mulai mendengar dan mengerti, kemudian berkembanglah inner language atau yang sebagian besar adalah nonverbal.
2. Sampai 12 bulan
Anak berbahasa reseptif auditorik ; belajar mengerti apa yang dikatakan dan pada umur 9 bulan belajar meniru kata-kata spesifik, misalnya, muh, dada, yang kemudian menjadi mama, papa, dsb.
3. Sampai 7 tahun
Anak berbahasa ekspresif auditorik, termasuk persepsi auditorik kata-kata dan menirukan suara. Pada masa ini terjadi perkembangan bicara dan penguasaan pasif kosa kata sekitar 3000 buah.
4. Umur 6 tahun dan seterusnya
Anak berbahasa reseptif visual (membaca). Pada waktu masuk sekolah, ia belajar membandingkan bentuk tulisan dan bunyi perkataan. Untuk melaksanakan hal ini dibutuhkan integrasi cross-modal.
5. Umur 6 tahun dan seterusnya
Anak berbahasa ekspresif visual (mengeja dan menulis). Membaca adalah suatu proses reseptif, di mana anak belajar mengenal huruf dan berusaha menghubungkan dengan pengertian auditoriknya. Menulis adalah suatu proses sebaliknya. Dalam menulis ia harus mengubah bentuk verbal menjadi oal, menganalisis secara fonetik dan kemudian menterjemahkannya menjadi suatu pola linguistik manual motorik yang dapat dimengerti.( Soenjono Dardjowidjojo, PELLBA)



c. Tipe perkembangan bahasa anak
Ada dua tipe perkembangan bahasa anak menurut sosialnya, yaitu
1. Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog)
2. Socialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan lingkungannya. (Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.)
Egocentric Speech mempunyai fungsi untuk mengembangkan berpikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun; sementara yang “socialized speech” mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial ( social adjustment).
Menurut Lundsteen (1981), perkembangan bahasa dapat dibagi dalam tiga tahap
1. Tahap pralinguistik
+ 0-3 bulan (gurgle-coo), bunyinya di dalam (meruku) dan berasal dari tenggorok.
+ 3-12 bulan (meleter), bunyinya ke depan dan banyak memakai bibir dan langit-langit, misalnya, ma, da, di.
2. Tahap protolinguistik
+ 12 bulan-2 tahun (walk-talk), pada tahap ini anak sudah dapat mengerti dan menunjukkan alat-alat tubuh. Ia mulai dapat berbicara beberapa patah kata (kosa katanya dapat mencapai 200-300 buah).
3. Tahap linguistik
+ 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata bahasa dan perkembangan kosa katanya dapat mencapai 3000 buah.



d. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Oleh karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal orangtua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak.
2. Intelegensi. Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelegensinya. Anak yang berkembang bahasanya cepat pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau di atas normal.
3. Status sosial ekonomi keluarga. Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya, dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik.
4. Jenis kelamin (seks). Pada usia pertama tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antar pria dan wanita. Namun pada usia dua tahun, anak wanita menunjukan perkembangan yang lebih cepat daripada anak pria.
5. Hubungan keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga terutama dengan orangtua yang mengajar, melatih, dan memberikan contoh berbahasa kepada anak.


KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, perkembangan bahasa merupakan proses kognitif seorang anak yang dipengaruhi oleh tipe perkembangan anak dan faktor-faktor perkembangan anak, (tipe, perkembangan anak diantaranya Egocentric Speech dan Socialized Speech, sedangkan faktor perkembangan anak meliputi faktor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi keluarga, jenis kelamin (seks), dan hubungan keluarga) agar dapat mengembangkan bahasa pertama dan bahasa kedua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Linguistik Historis Komparatif

FONOLOGI: FONETIK Oleh:Marsono Gadjah Mada University Press. 2008

Resensi Novel : “Birunya Langit Cinta”

FONOLOGI BAHASA INDONESIA Masnur Muslich

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)