Mengapa Anak Mengalami Fobia Sekolah?

Sejak badai krisis yang menerpa Indonesia, Seorang Guru sudah bukan menjadi sebuah profesi lagi, namun berganti menjadi sebuah pekerjaan. Hal itulah yang mengakibatkan tidak adanya etika dalam mendidik para siswanya. Etika seorang pendidik haruslah dipunyai oleh semua Guru dan Calon Guru di Indonesia. Tapi, etika yang seperti apa? Seorang Guru haruslah mempunyai kesabaran dalam mendidik anak muridnya, kesabaran dalam mendidik maupun mengajar materi pelajaran di dalam maupun di luar kelas. Dewasa ini Hal seperti itu sudah tidak dipedulikan lagi oleh tenaga-tenaga pengajar( Guru honor maupun guru tetap). Akibatnya, banyak terjadi kekerasan seperti yang telah kita sama-sama saksikan di beberapa media cetak maupun elektronik.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar, seorang murid juga dituntut agar aktif di dalamnya. Proses belajar mengajar ini meliputi di dalam kelas maupun diluar kelas. Di dalam kelas misalnya, watak dan metode guru dalam menyampaikan materi akan mempengaruhi kegiatan belajar dan psikologi siswanya. Di luar kelas, etika juga harus dimiliki para pelajar. Tidak adanya komunikasi dan saling pengertian antar keduanya, mengakibatkan tercorengnya nilai-nilai dalam dunia pendidikan. Selain itu faktor psikologis pelajar yang dewasa ini terlalu skeptis dan hedonis membuat para pendidik kesulitan dalam megontrol keadaan.

Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang mengalami stres. Tak hanya mereka yang telah berusia dewasa, mereka yang masih berada di usia anak-anak pun banyak yang mengalami stres dan depresi. Salah satu yang menjadi pemicu anak mengalami stres karena rata-rata orangtua banyak yang memaksakan anak-anaknya bersekolah di tempat yang memiliki fasilitas berteknologi tinggi, belum lagi segudang pekerjaan rumah yang ditugaskan di sekolah membuat beban mereka makin bertambah, yang seharusnya bukan waktu yang tepat untuk mereka lalui.

Tak ada lagi waktu untuk sekadar bermain dan bersosialisasi dengan kawan sebaya. Apalagi bermain di alam terbuka sambil menikmati panorama. Mereka selalu dituntut untuk terus belajar untuk meningkatkan kemampuannya pada ranah kognitif. Jika hal ini terus menerus dirasakan oleh buah hati Anda mereka bisa menderita fobia sekolah. Jika anak telah mengalami fobia sekolah bisa memberikan efek yang negatif untuk kecerdasan dan perkembangannya. Apa saja bentuk efek negatif yang ditimbulkan:

- Anak enggan pergi ke sekolah dan mereka lebih sering beralasan jika ingin berangkat ke sekolah. Mulai dari alasan sakit, bosan dan malas.
- 90 persen tindakan bullying atau kekerasan (perkelahian,tawuran) dipicu karena anak-anak mengalami stres
- Mereka akan terpacu untuk bolos sekolah
- Yang lebih parah ada yang bunuh diri karena stres

-Menjadi pribadi yang tidak kreatif

-Anak sulit bergaul

Untuk itu, coba bantu mereka untuk mengubah suasana belajarnya. Untuk anak di usia sekolah dasar, ajak mereka belajar sambil bermain di alam terbuka bisa jadi alternatif cara belajar menyenangkan. Tak perlu harus mengeluarkan uang banyak bisa mengajak mereka belajar sambil bermain di sawah, di kebun, di pantai dan ruang terbuka lainnya. Keleluasaan dan kebebasan mereka raih di sana. Mereka juga mampu berinteraksi dengan orang lain serta menyadari akan pentingnya kehadiran atau campur tangan orang lain dalam hidupnya.

Kecerdasan anak bukan hanya dipengaruhi oleh IQ, dengan mengajaknya belajar di alam terbuka juga bisa melatih emosinya. Alam sangat kaya sarana sebagai sumber belajar, murah, konkrit, lebih menyenangkan, bisa mebuat anak makin kreatif. Bermain di alam yang penuh pesona bisa juga menjadi sarana pendidikan yang baik buat anak. Selain bisa melatih emosi juga bisa membantu mengembangkan saraf motorik dan sensorik anak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FONOLOGI BAHASA INDONESIA Masnur Muslich

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)

Bahasa Jurnalistik (Drs. AS Sumadiria M. Si.)

Kalimat Efektif

FONOLOGI: FONETIK Oleh:Marsono Gadjah Mada University Press. 2008