Keprihatinan Ekologis

Berbagai keprihatinan ekologis kini terjadi dan sungguh membahayakan bumi. Kelangsungan hidup manusia dan seluruh makhluk hidup di dalamnya pun menjadi terancam. Keprihatinan yang sudah mengglobal adalah terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global akibat berbagai jenis emisi gas yang merusak lapisan ozon.

Bumi dan manusia dihadapkan dihadapkan dengan petaka akibat perusakan tanah subur yang disulap menjadi tanah tandus. Berbagai sumber daya alam seperti hutan tropis, dirusak dan dihancurkan oleh egoisme pembalak liar. Pabrik-pabrik dengan limbah buangan zat kimia yang beracun dan berbahaya dibuang secara serampangan. Akibatnya, air, tanah dan udara mengalami pencemaran. Semua itu merupakan keprihatinan ekologis yang kian mencekam dan mengancam kelestarian alam semesta.

Akumulasi dari krisis-krisis ini berakibat luas dan menimbulkan perubahan ke seluruh sistem kehidupan. Kecenderungan manusia untuk merubah bumi, khususnya dengan perkembangan teknologi dan marak-maraknya perkembangan dimaksud, telah membawa pengaruh negatif terhadap bumi itu sendiri. Perubahan sistem dan struktur ekologis terjadi dengan begitu cepat dan fundamental. Penerobosan teknologi dan pembangunan, membuka peluang besar bagi manusia untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi bumi, tanpa diimbangi dengan upaya konservasi sebagai tindakan antisipatif atas kerugian dan degradasi ekologis yang ditimbulkannya.

Semboyan gerakan Green Peace, ” Jika pohon terakhir telah tumbang, sungai terakhir telah tercemar, ikan terakhir telah ditangkap, maka manusia akan sadar bahwa uang bukan segalanya.” Atau dengan kata lain bahwa, manusia tidak dapat memakan uang. Pernyataan tersebut di atas mengandung kritik persuasif yang hendak mengungkapkan suatu keprihatinan ekologis dimana potret bumi (tempat tinggal keluarga besar makhluk hidup) sedang menuju kerapuhan. Keprihatinan atas ancaman ekologis ini adalah sebagai pencerminan dari krisis tanggung jawab manusia itu sendiri. Dimana, proses pemanfaatan korelasi kehidupan manusia dan bumi (alam), perlu disertai dengan pemahaman teologi ekologi yang benar. Semoga kita sadar akan kepedulian kita terhadap sesama dan lingkungan untuk menjaga keutuhan alam ciptaan ini. salam, We Love We Care. Make it evergreen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FONOLOGI BAHASA INDONESIA Masnur Muslich

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)

Bahasa Jurnalistik (Drs. AS Sumadiria M. Si.)

Kalimat Efektif

FONOLOGI: FONETIK Oleh:Marsono Gadjah Mada University Press. 2008