Bentuk, Ragam dan Sifat Bimbingan dan Konseling

1. Bentuk Bimbingan
Bentuk bimbingan menyangkut jumlah siswa yang dibimbing. Bentuk bimbingan ada 2, yaitu bimbingan kelompok dan bimbingan individual. Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada sekelompok siswa atau orang untuk memerikan informasi atau penerangan tentang masalah-masalah yang tidak dibicarakan dalam pelajaran di kelas atau dipertemuan formal yang menyangkut segi pembelajaran. Isi materi dapat menyangkut soal pergaulan, cara belajar, adat kebiasaan, seksualitas, dll. Sedangkan bimbingan individual lebih mengarah ke kegiatan konseling.


2. Ragam Bimbingan
Ragam bimbingan menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan; dengan kata lain, tentang apa yang diberikan. Ada 5 ragam bimbingan, yaitu
a. Bimbingan belajar atau pendidikan (Educational Guidance)
Bimbingan ini adalah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat untuk mengatasi kesukaran-kesukaran mengenai belajar dan dalam memilih jenis atau jurusan yang sesuai dengan kemampuan siswa (Winkel, W.S.). Sedangkan menurut Ruth Strong merumuskan bimbingan pendidikan ialah bantuan yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat memilih program yang sesuai untuk dirinya dan mencari kemajuan melalui program yang dipilihnya.
Bimbingan pendidikan mempunyai kaitan langsung dengan proses belajar mengajar, sehingga setiap pelayanan bimbingan harus sesuai dengan proses pengajarannya seperti cara seleksi, penempatan, proses belajar mengajar, evaluasi, input lingkungan, dsb.
Program bimbingan di bidang belajar akademik akan memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Orientasi kepada siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah bersangkutan.
2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah secara individual atau secara kelompok.
3. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih beraneka kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
4. Pengumpulan data tentang siswa mengenai kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, serta cita-cita hidup; dan pengumpulan data tentang program studi di perguruan tinggi yang tersedia dalam bentuk brosur, buku pedoman baru, kliping iklan di surat kabar, dsb.
5. Bantuan dalam hal mengatasi beraneka kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun dan menaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, dsb.
6. Bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok, supaya belajar efisien dan efektif.

b. Bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance)
Bimbingan ini adalah proses bantuan terhadap seseorang sehingga orang tersebut mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerjanya serta mempertemukan keduanya, sehingga akhirnya dapat mempersiapkan diri dalam memasuki bidang kera tertentu dan membina diri dalam bidang pekerjaan tersebut (Simposium Bimbingan Jabatan). Sedangkan menurut Kurikulum 1984 merumuskan bimbingan jabatan sebagai bimbingan karir yang berarti proses bantuan kepada individu agar memperoleh pemahaman diri dan dunia kerja, agar ia mampu mengarahkan diri ke suatu bidang kehidupan yang sesuai dan selaras dengan dirinya dan masyarakat.
Bimbingan ini dapat dilihat dari 2 pendekatan yaitu, pendekatan yang berpusat pada masalah dan yang berpusat pada pengembangan. Pendekatan masalah memiliki 5 teknik, yaitu
1. Penyembuhan (remidiation)
2. Penawaran jabatan (career selling)
3. Kesadaran diri terhadap karir (career self awareness)
4. Mencari pekerjaan itu sendiri (job seeking)
5. Anti diskriminasi
Teknik di atas didasarkan pada asumsi bahwa individu memiliki masalah dalam memilih karir. Kelima teknik itu dapat dipilih dan dipadukan sesuai dengan pertimbangan kebutuhan konseling. Sedangkan pendekatan pengembangan berdasarkan pada sasaran pengembangan karir di sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi.

c. Bimbingan pribadi dan sosial
Bimbingan ini dikaitkan dengan pengembangan pribadi siswa dan hubungannya dengan orang lain. Semakin dewasa individu semakin banyak masalah pribadi dan sosial yang mereka hadapi. Bimbingan pribadi sosial mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh siswa dan mahasiswa, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang tata cara bergaul yang baik.
2. Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.
3. Pengaturan diskusi kelompokmengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendididikannya lebih rendah daripada anak-anaknya.
4. Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.

d. Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan aktif dalam memcapai kehidupan keluarga yang bahagia.

e. Bimbingan dalam Menggunakan Waktu Senggang
Bimbingan ini diberikan kepada individu-individu dalam hal bagaimana dalam menggunakan waktu senggangnya, sehingga dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat/produktif, misalnya:
1. Membantu siswa bagaimana merencanakan penggunaan waktu senggangnya.
2. Membantu siswa bagaimana dalam menggunakan waktu libur secara efisien dan efektif.
3. Membantu siswa dalam mengisi waktu-waktu kosong pada hari/jam sekolah.


3. Sifat Bimbingan
Sifat bimbingan menyangkut maksud pembimbing dalam memberikan bimbingan. Ada 5 sifat bimbingan ialah:
1. Pencegahan (preventif), misalnya penerangan tentang narkoba, seks bebas, kesehatan produksi, dll.
2. Mengikuti perkembangan siswa atau mendampingi siswa dalam perkembangannya yang sedang berlangsung (perseveratif), misalnya observasi kemajuan siswa, pendampingan perkembangan siswa, dll.
3. Pemeliharaan (treatment), misalnya mendampingi perkembangan pemikiran yang ada ke arah positif, pendampingan perilaku agar tidak menyimpang, dll.
4. Pembetulan (corrective), membimbing perilaku yang menyimpang.
5. Penyembuhan (remediation), menyembuhkan hal-hal yang salah terutama dalam belajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Bunyi Bahasa (Fonologi)

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)

Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar

Resensi Novel : “Birunya Langit Cinta”