EMBRIO SPIRITUAL
A. Pendahuluan
Setiap anak yang baru lahir harus melakukan bagian dari kegiatan formatif yang sesuai dengan lingkup psikologis dari lingkungan fisiknya. Sebelum dia lahir ke dunia, ada sebuah periode kehidupan yang ia alami dalam rahim, ketika ia belum berbentuk seperti seorang manusia. Pasca kelahiran, ada kegiatan konstruktif yang disebut 'periode formatif, dan periode itu membuat bayi menjadi semacam "Embrio Spiritual. "
Manusia memiliki dua periode embrionik. Salah satunya adalah pralahir (masa dalam kandungan), sama seperti yang juga dialami oleh binatang, dan periode lainnya adalah setelah lahir ke dunia ini. Masa kanak-kanak yang panjang adalah hal yang membedakan manusia dari binatang. Manusia dipandang sebagai makhluk yang berbeda dari mahluk ciptaan lainnya. Kehadirannya di bumi adalah sebuah lompatan dalam hidup yang disebut titik awal perziarahan baru.
Hal yang menyebabkan kita membedakan berbagai spesies adalah tidak adanya kemiripan antara berbagai spesies tersebut. Spesies lain adalah sesuatu yang berbeda. Hal ini menunjukkan orisinalitas. Manusia harus bekerja lebih keras daripada periode sebelumnya. Sebuah dorongan baru muncul dalam kehidupan.
Perhatikan ketika mamalia dan burung muncul. Mereka tidak sekedar copian, atau adaptasi, atau penerus dari makhluk sebelumnya. Ketika dinosaurus punah, burung-burung berusaha keras mempertahankan telur mereka, membuat sarang, merawat sarang, dan dengan gagah berani melindungi calon bayinya. Reptil yang tidak sensitif, justru sebaliknya, selalu meninggalkan telur mereka. Mamalia bahkan melebihi burung-burung dalam hal mempertahankan spesies mereka. Mamalia tidak membangun sarang, tetapi mereka membiarkan anak-anak mereka tumbuh dalam tubuh mereka sendiri, dan memberi mereka makan dengan darah mereka mereka sendiri. Ini adalah gambaran biologis yang baru. Selanjutnya ada lagi karakter baru, yaitu manusia. Spesies manusia memiliki dua kehidupan embrionik. Manusia memiliki kodrat untuk berhubungan dengan ciptaan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan embrio spiritual?
2. Bagaimana perkembangan anak manusia dari perspektif psikologis?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap perkembangan anak?
C. Pembahasan
1. Embrio Spiritual
Kata embrio (berasal dari bahasa Yunani: έμβρυον) adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Pada tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada hewan, perkembangan zigot menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang dikenal sebagai blastula, gastrula, dan organogenesis. Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah (http://id.wikipedia.org).
Sedangkan kata spiritual berasal dari bahasa inggris Kata Inggris spirit (dari bahasa Latin spiritus "nafas") memiliki banyak arti dan konotasi yang berbeda, semuanya berhubungan dengan non-ragawi zat kontras dengan tubuh material. Roh manusia dengan demikian adalah menghidupkan, sensitif atau prinsip penting dalam individu, mirip dengan jiwa dianggap kursi mental, intelektual dan kekuatan emosional.
Spiritualitas mengacu pada realitas transenden dimensi atau dunia; jalan batin yang memungkinkan seseorang untuk menemukan esensinya dari "nilai-nilai terdalam. Praktek-praktek spiritual, termasuk meditasi, doa dan kontemplasi, yang dimaksudkan untuk mengembangkan kehidupan batin individu; praktek-praktek seperti sering mengarah pada suatu pengalaman keterkaitan dengan realitas yang lebih besar: yang lebih komprehensif diri; individu-individu lain atau komunitas manusia; alam atau kosmos; atau yang ilahi. Hal ini dapat mencakup keyakinan dalam realitas imaterial dan / atau pengalaman transenden imanen atau sifat dari dunia.
Jadi, embrio spiritual yaitu benih awal perjalanan batin yang dialami oleh bayi yang memungkinkan ia kelak menemukan esensi dari nilai-nilai terdalam sesuai dengan tujuan hidupnya. Pasca kelahiran, ada kegiatan konstruktif yang disebut 'periode formatif, dan periode itu membuat bayi menjadi semacam "Embrio Spiritual". Manusia memiliki dua periode embrionik. Salah satunya adalah pralahir (masa dalam kandungan), sama seperti yang juga dialami oleh binatang, dan periode lainnya adalah setelah lahir ke dunia ini.
2. Perkembangan Manusia dari Perspektif Psikologis
Pada bagian ini, kita akan membuat sebuah studi tentang perkembangan anak, dan manusia dari persepsi psikologis. Jika kegiatan manusia di bumi ini terkait dengan semangat, dan intelektual yang kreatif, maka semangat dan kecerdasan harus menjadi titik tumpuan dari keberadaan, dan cara kerja tubuhnya. Manusia berkembang secara keseluruhan dalam lingkaran cahaya spiritual.
Saat ini pemikiran Barat telah menjadi reseptif terhadap ide ini, suatu hal yang pernah menonjol dalam filsafat India. Gangguan fisik seringkali disebabkan oleh keadaan psikologis yang tidak lagi melaksanakan kontrol yang tepat. Jika sifat manusia adalah diperintah oleh "cahaya rohani yang dia anut", maka perawatan pertama yang diberikan kepada bayi yang baru lahir harus menyentuh aspek mental rohani, dan bukan hanya untuk hidup jasmaninya.
Anak berkembang tidak hanya memperoleh kemampuan manusiawi seperti: kekuatan, kecerdasan, bahasa, tetapi, pada saat yang sama, ia menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang memberikan dasar psikologis yang berbeda dari orang dewasa. Setiap anak memiliki cara yang berbeda untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Orang dewasa mengagumi lingkungan mereka, dengan mengingat dan berpikir tentang lingkungan tersebut, namun di sisi lain, anak-anak berusaha menyerap hal itu. Hal-hal yang lihat oleh anak tidak hanya diingat, tetapi menjadi bagian dari jiwanya. Dia menginternalisasikan ke dalam dirinya semua yang ia lihat dan ia dengar. Dalam diri orang dewasa, hal yang sama tidak menghasilkan perubahan, tetapi bagi anak hal itu mengubah mereka. Jenis memori yang vital ini secara tidak sadar terserap oleh anak ke dalam kehidupan mereka sehingga oleh Sir Percy Nunn, hal itu disebut Mneme.
Satu contoh konkrit adalah bahasa. Anak tidak ingat bunyi suara, tapi ia dapat menghasilkan suara yang sempurna. Dia berbicara dengan bahasanya sendiri, bukan karena ia telah mempelajari hal itu, ataupun terbiasa menggunakan memori. Mungkin ingatannya tidak pernah tetap secara sadar, namun bahasa ini muncul untuk membentuk kehidupan dan psikis dirinya sendiri. Tidak diragukan lagi, kita berhadapan dengan sebuah fenomena yang berbeda dari aktivitas daya ingat murni; kita berhadapan dengan salah satu aspek yang paling aneh dari pikiran bayi. Anak tertentu memiliki kepekaan yang mendorongnya untuk menyerap segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
Dia melakukannya berdasarkan atas kekuatan alam bawah sadar pada masa kanak-kanak. Periode pertama kehidupan anak merupakan salah satu hal yang harus diadaptasi. Kita harus memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan adaptasi dalam pengertian ini dan membedakannya dari jenis adaptasi yang dibuat oleh orang dewasa. Ini adalah kemampuan beradaptasi khusus anak dengan tempat ia dilahirkan dan berbicara dengan bahasa ibunya. Seorang dewasa, yang pernah tinggal di luar negeri, tidak pernah menyesuaikan hidupnya dengan cara yang sama dan tingkat yang sama dengan apa yang dilakukan oleh anak-anak. Pikirkan para misionaris. Mereka adalah orang-orang yang pergi, dengan kehendak bebas mereka sendiri, untuk meneruskan panggilan mereka di negeri-negeri jauh, dan jika kamu tanyakan kepada mereka, mereka berkata, "Kami mengorbankan kehidupan kami dengan tinggal di sini." Ini adalah pengakuan yang menunjukkan keterbatasan dalam kapasitas orang dewasa untuk beradaptasi.
Hal itu berbeda dengan anak-anak. Anak datang untuk mencintai tanah tempat ia dilahirkan, tidak peduli di mana tempatnya. Kehidupan keras sangat mungkin terjadi di sana, namun ia tidak pernah menemukan kebahagiaan yang sama di tempat lain. Seorang anak menyukai dataran beku Finlandia, dan anak lainnya menyukai bukit pasir Belanda. Masing-masing anak bisa beradaptasi dengan situasi ini, dan mencintai negaranya.
Anak-anak merasa bahwa ia milik negara ini, sehingga ia wajib mencintainya. Pada suatu waktu di Italia, mereka yang lahir di desa dan meninggal di sana, tanpa pernah pergi jauh. Setelah Italia telah menjadi suatu bangsa yang besar, ada banyak untuk untuk meninggalkan tanah kelahiran mereka. Tetapi suatu ketika mereka mengalami suatu penyakit aneh yakni: pucat, depresi, letih lesu dan anemia. Banyak dokter menyarankan agar penderita penyakit tersebut kembali dan mengambil udara segar di daerah asalnya. Nasihat ini hampir selalu mendatangkan hasil terbaik; para pasien kembali sehat seperti semula. Udara di daerah asalnya adalah obat terbaik, sekalipun iklim di daerah asalnya lebih buruk daripada iklim di kota tempat ia merantau. Para penderita ini membutuhkan kedamaian dalam pikiran bawah sadar untuk tinggal di tempat mereka telah hidup sebagai anak-anak.
Tidak ada yang lebih penting bagi kita selain daripada pikiran yang membentuk kita bersikap dewasa dan menyesuaikan dengan segala jenis tatanan sosial, iklim, atau negara. Mengenai hal ini, seluruh studi kami telah membenarkannya. Hal ini mencerminkan bahwa siapa pun yang mengatakan, "Saya cinta negara saya," tidak mengatakan sesuatu yang dangkal, tetapi mengungkapkan bagian mendasar dari diri dan hidupnya.
Oleh karena itu kita dapat memahami bagaimana anak, dengan jiwa khas, menyerap adat dan kebiasaan dari tanah tempat ia tinggal, sampai ia menjadi individu khas. Jadi, kita mulai mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai aktivitas anak. Ia mengembangkan suatu perilaku tidak hanya disesuaikan dengan waktu dan wilayah, tetapi juga dengan mentalitas lokal. Dengan demikian, penghargaan terhadap kehidupan di India yang begitu besar bahwa binatang juga termasuk dalam pemujaan berakar kuat dalam hati orang-orang. Begitu dalam perasaan yang tidak pernah dapat diperoleh oleh orang-orang yang sudah dewasa. Hanya untuk mengatakan: "Hidup ini patut dihormati,". Saya mungkin berpikir orang India benar; bahwa saya juga harus menghormati binatang. Namun, dalam diriku ini hanya ada sepotong penalaran, dan itu tidak akan mengacaukan emosiku. Misalnya pemujaan untuk sapi di India, tidak pernah kita temukan di Eropa. Karakteristik mental ini tampaknya turun-temurun, tapi sebenarnya hal itu terbentuk sejak pendidikan awal masa kanak-kanak. Ketika tiba di sebuah taman taman kanak-kanak Montessori lokal, kami melihat seorang anak kecil Hindu, yang menulis ditanah dengan jarinya dan beberapa anak lainnya. Ada seekor semut di sana, yang telah kehilangan dua kaki dan hanya bisa berjalan dengan susah payah. Anak itu melihat kesulitan semut itu dan berusaha membantu dengan jarinya. Siapa pun akan menduga bahwa anak kecil Hindu ini "mewarisi" sikap menyayangi binatang.
Anak lain, tertarik oleh perbuatan itu lalu mendekat untuk melihat semut itu, dan menghancurkan semut itu dengan kakinya. Anak kedua ini adalah seorang Muslim. Seorang anak Kristen mungkin akan melakukan hal yang sama, atau akan bersikap acuh tak acuh. Bangsa-bangsa di dunia memiliki agama yang berbeda. Keyakinan dan perasaan ini membentuk suatu bagian integral dari diri kita sendiri. Seperti kita katakan di Eropa: "Mereka berada di daerah kami." Semua kebiasaan sosial dan moral yang membentuk kepribadian seseorang, sentimen kasta, dan segala macam perasaan lain, membuatnya menjadi khas India, khas Italia, atau khas Inggris, terbentuk selama masa kanak-kanak, dalam kekuatan mental yang dalam psikologi disebut "Mneme."
Ini berlaku juga, untuk kebiasaan, postur tubuh, dan gaya berjalan yang membedakan begitu banyak jenis ras. Ada pribumi Afrika yang memiliki fisik khusus untuk menghadapi binatang buas. Mereka memiliki latihan naluriah yang tepat untuk mempertajam pendengaran mereka, sehingga ketajaman pendengaran menandai semua suku mereka.
Seorang anak memiliki ciri pribadi yang tetap selamanya, dan akan tetap tertanam dalam pikiran bawah sadar. Segala sesuatu yang terbentuk pada masa bayi tidak hanya menciptakan ciri khas individu, tetapi menjadi bagian dalam hidupnya. Pada masa ini, anak telah menyerap elemen terakhir dari kepribadiannya. Hal yang sama terjadi pada anggota badan dan organ tubuh, sehingga setiap orang dewasa memiliki individualitas yang tak terhapuskan dalam periode awal kehidupan oleh karena itu harapan untuk mengubah orang dewasa menjadi sia-sia. Ketika kita berkata, "Orang ini tidak sopan," atau ketika kita berkomentar tentang perilaku jorok lain, kita dapat dengan mudah mempermalukan mereka. Tetapi kesalahan itu tetap ada, karena telah mendarah daging dan tidak dapat diubah.
Seorang anak akan menyesuaikan diri dengan peradaban pada tingkat awal memasuki kehidupan. Apapun tingkat itu, di sana seorang anak menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan kebiasaan. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi sejati pada masa kanak-kanak adalah membangun model perilaku, yang menjadikan dia bebas untuk bertindak di dunia yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu, anak harus dianggap sebagai titik pemersatu zaman sejarah yang berbeda, dan tingkat peradaban yang berbeda. Masa bayi merupakan periode penting, karena ketika kita menanamkan ide-ide baru, untuk mengubah adat kebiasaan suatu bangsa, untuk menanamkan sifat-sifat nasionalis, kita harus menggunakan anak sebagai kendaraan kita. Jika kita menginginkan hal yang lebih baik, pada menyebarkan cahaya peradaban secara lebih luas pada masyarakat tertentu, maka anak-anak dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini.
Menjelang akhir pendudukan Inggris di India, keluarga diplomat Inggris sering mengirimkan dua anak dengan perawat India, untuk makan di salah satu hotel luxe India. Di sana, perawat, duduk di tanah, mengajarkan anak-anak untuk makan nasi dengan tangan mereka, dalam cara India. Idenya adalah bahwa anak-anak harus tumbuh bebas dari kebencian dan kejijikan seperti kebiasaan umum orang India. Jika, kebiasaan modern dirasakan akan merosot, dan kebiasaan leluhur lebih dianggap baik, maka upaya menanamkan kebiasaan tersebut tidak akan efektif kecuali melalui anak-anak. Untuk mempengaruhi masyarakat kita harus mengalihkan perhatian pada masa kanak-kanak. Kebenaran ini datang dari kamar anak-anak tentang pentingnya sekolah-sekolah.
3. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Perkembangan Anak
Pengaruh pendidikan dan pelatihan sangat besar manfaatnya untuk dapat mengarahkan anak-anak, melalui instrumen lingkungan, sehingga anak terbentuk menjadi dirinya sendiri. Dengan kemungkinan tak terbatas, dia bisa menjadi transformator kemanusiaan. Anak membawa kita pada harapan besar dan visi baru. Ada banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk membawa umat manusia ke pemahaman yang lebih dalam, ke tingkat yang lebih baik, dan spiritualitas yang lebih besar. Ini berarti anak, sejak lahir, harus dianggap sebagai suatu makhluk yang memiliki kehidupan mental yang penting, dan kita harus memperlakukan dia sesuai dengan kehidupan mental itu. Aspek mental anak-anak yang baru lahir, pada kenyataannya, menerima lebih banyak perhatian. Hal ini menarik bagi psikolog yang ingin mengembangkan pengetahuan baru tentang sesuatu yang terjadi dalam perkembangan kehidupan anak.
Kehidupan mental juga ada pada bayi yang baru lahir. Bahkan, kehidupan mental juga hadir ketika masih dalam embrio. Seperti kita ketahui, kadang-kadang seorang anak lahir pada usia kandungan tujuh bulan, dan di usia tujuh bulan dia sudah bisa hidup. Jadi usia sembilan bulan harusnya ia sudah dapat berfungsi dengan baik. Contoh bahwa semua kehidupan adalah psikis. Setiap jenis makhluk hidup dibekali ukuran energi psikis, dan psikologi tertentu. Jika kita mengamati makhluk bersel satu, kita melihat bahwa mereka memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, mereka bisa bergerak menjauh dari bahaya, mencari makanan, dan sebagainya. Namun bayi berbeda, ia tidak dapat melakukan segala sesuatunya sendiri.
Psikolog masa kini berbicara tentang "kesulitan yang dialami bayi saat lahir," hal ini mengacu bukan kepada ibu tetapi kepada anak. anak yang menderita tanpa bisa protes, dan ia hanya berteriak ketika kesakitan. Anak dipaksa untuk beradaptasi ke lingkungan yang baru, dan wajib untuk menjalankan fungsi-fungsi di tempat yang belum pernah dijumpainya. Hal ini merupakan rangkaian peristiwa yang paling sulit dan paling dramatis di seluruh kehidupan manusia.
Jika anak bisa berbicara, ia akan mengatakan: "Mengapa kamu melemparkan aku ke dalam dunia yang mengerikan ini? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa hidup dalam cara baru ini? Bagaimana saya bisa menerima suara mengerikan ini, saya belum pernah mendengar begitu banyak bisikan? Bagaimana saya bisa mengambil alih fungsi-fungsi yang sulit ini. Andai ibuku, telah melakukannya untuk saya? Bagaimana saya bernapas? Anak tidak menyadari apa yang telah terjadi.
Mereka yang bekerja di bidang ini menemukan bahwa harus ada cara untuk membantu anak untuk membuat penyesuaian pertamanya ke dunia. Jangan pernah lupa bahwa bayi dapat mengalami rasa takut. Ketika pada jam-jam pertama kehidupan, hal ini terlihat pada saat ia di mandikan, ia terlihat sangat sering membuat gerakan mencengkeram, seolah-olah ia merasa dirinya terjatuh. Ini adalah khas ketakutan. Bagaimana seorang ibu menjaga anaknya yang baru lahir? Si ibu biasanya menunjukkan naluri keibuan dengan menekan si kecil erat ke dadanya, melindungi bayinya dari cahaya dan sebagainya.
Si ibu memegang bayinya erat-erat untuk memberikan kehangatan kepada bayinya, dan melindungi dia dari bahaya. Upaya perlindungan yang dilakukan oleh ibu dari bayi manusia tidak sama dengan induk binatang. Kita melihat, misalnya, induk kucing bersembunyi di sudut-sudut gelap, dan gelisah ketika ada orang datang mendekat. Naluri protektif ibu bayi manusia tidak begitu kuat, dan karena itu lebih mudah hilang. Kita melakukan tindakan yang keliru ketika kita berpikir bahwa anak tidak memiliki kehidupan mental. Ini adalah sebuah episode-pertemuan pertamanya dengan dunia luar. Sejarah alam menunjukkan bagaimana sifat cerdik mamalia pada periode ini. Tepat sebelum melahirkan, induk hewan mamalia mengisolasi diri dari seluruh kawanan, dan ia bersama-sama anak-anaknya tetap terpisah dari kawanan selama beberapa waktu setelah melahirkan. Hal ini sangat terlihat pada hewan kuda, sapi, gajah, serigala, rusa dan anjing. Semua melakukan hal yang sama. Selama periode isolasi, anak-anak dari hewan mamalia ini punya waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka. Mereka hidup sendiri bersama induknya, yang melingkupi mereka dalam cinta, mengawasi dan melindungi mereka. Selama periode singkat isolasi, ada reaksi psikologis yang terus-menerus, rangsangan lingkungan, dan reaksi-reaksi ini mengikuti perilaku umum dari spesies tersebut. Ketika anak-anak mamalia dan induknya bergabung kembali dengan kawanannya, anak-anak mamalia ini sudah siap untuk hidup bersama kawanannya, bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam arti psikologis.
Hal ini juga terjadi pada jenis mamalia yang kita pelihara. Di rumah, kita melihat anjing dan kucing melindungi anaknya dengan tubuh mereka. Dengan ini mereka melanjutkan naluri alamiahnya, dan mejaga keintiman dengan bayinya yang baru lahir. Naluri hewan terbangun di hari-hari pertama hidupnya.
Suatu keadaan yang sama juga terjadi pada manusia.Yang kita hadapi tidak hanya saat yang sulit, tetapi saat yang menentukan untuk seluruh masa depan. Yang sekarang terjadi adalah semacam kebangkitan kekuatan potensial. Kita harus kreatif mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan oleh anak, dengan "embrio rohani." Karena alam menempatkan tanda-tanda fisik pada setiap perubahan penting dalam perkembangan jiwa, jadi kami melihat tali pusar, yang membuat anak melekat pada ibunya, terlepas beberapa hari setelah lahir. Fase pertama ini sangat penting, karena selama fase ini kekuatan misterius dipersiapkan. Jadi apa yang harus kita ingat, bukan hanya trauma lahir juga kegiatan yang harus dilakukan bayi sesudah lahir. Meskipun tidak ada bentuk perilaku pra-didirikan pada anak (seperti yang ada pada binatang), ia harus tetap memiliki kekuatan untuk menciptakan suatu perilaku. Pengalaman anak akan tetap samar-samar tanpa bentuk, namun jika diisi dengan potensi energi, maka hal ini akan membentuk perilaku manusia yang ditemukan di lingkungannya. Perilaku yang samar-samar ini disebut ”nebula”. Ketika hewan lahir, mereka dilengkapi dengan jenis gerakan yang diperlukan untuk mengkontrol, kekuatan untuk memilih makanan yang tepat, dan bentuk pertahanan tepat untuk jenisnya. Tetapi manusia harus mempersiapkan semua selama ini supaya anaknya, setelah dilahirkan, dapat melaksanakan praktek-praktek sosial dalam kelompoknya. Tugas vital bayi adalah beradaptasi dengan "pola perilaku" kelompoknya. Mengingat fungsi khusus yang harus dilakukan bayi, maka kita sekarang mempelajari perkembangan anak sebagai "mekanisme umum" dari kehidupan manusia. Ini sangat menarik. Bayi ini selesai membangun dirinya sendiri sampai ia menyadari kompleksitas sebagai manusia. Dia tidak punya "naluri" seperti binatang yang baru lahir saat kontak pertama mereka dengan dunia. Walaupun dia sudah lahir, ia terus melanjutkan kehidupan embrio. Ia membangun serangkaian naluri manusia Dalam kasus ini, ia akan harus membangun sendiri semua kehidupan mental manusia, dan semua mekanisme motorik untuk berekspresi.
Bayi manusia adalah makhluk yang lemah sehingga belum mampu mengangkat kepalanya sendiri, tetapi ia akan berperilaku seperti anak baru saja dibangkitkan oleh Kristus. Pertama, kita diberitahu oleh Injil bahwa, anak ini duduk, lalu ia berdiri, dan kemudian Yesus "memberikan kembali kepada ibunya." Dalam cara yang sama, bayi akan "dikembalikan kepada umat manusia" dalam aktivitas kehidupan di bumi. Anak inersia Coghill mengingatkan kita pada penemuan bahwa organ-organ terbentuk setelah pusat saraf, siap melakukan pekerjaannya. Juga di dalam dirinya, ada pola perilaku psikis yang harus dipersiapkan sebelum ia mulai bergerak.
Titik awal dari mobilitas kekanak-kanakan tidak terpetak pada motorik tetapi terletak pada mental. Sisi yang paling penting dari pembangunan manusia adalah sisi mental. Gerakan manusia harus diatur sesuai dengan bimbingan dan konseling kehidupan mental. Akal budi adalah hal yang membedakan manusia dari binatang, dan manusia harus mengembangkan akal budinya.
Ketika anak lahir, organ tubuhnya belum selesai; kerangka tubuhnya belum kuat; saraf motoriknya belum dilengkapi dengan penutup myelinin yang mengisolasi mereka dari yang lain dan memungkinkan mereka untuk mengirimkan perintah otak. Oleh karena itu, manusia pertama-tama tumbuh dalam kecerdasan, sementara sisa pembangunan mengambil bentuk dan cara bertindak sepenuhnya dari kehidupan pikirannya. Tidak ada yang lebih baik dari ini pada tahun pertama, dan bagaimana prioritas pengembangaan akal budi adalah karakteristik dari anak-anak laki-laki. Pertumbuhan anak terdiri dari banyak bagian, semuanya mengikuti urutan yang tetap, karena mereka mengikuti pola umum.
Fakta-fakta ini telah terkenal selama beberapa waktu dan mereka berturut-turut menunjukkan tingkat "kematangan" dalam pembangunan fisik, akan berdampingan dengan perubahan yang sesuai fisiologi sistem saraf. Jika saraf dan otak kecil belum mencapai tingkat kematangan yang tepat, tidak mungkin bagi anak untuk menjaga keseimbangan, untuk bisa duduk atau berdiri. Ketika ia menjadi dewasa, organ motorik sudah dapat berfungsi dengan baik, sehingga ia dapat memperoleh berbagai pengalaman dari lingkungannya.
Melalui pengalaman, dan latihan-latihan ini, gerakan anak menjadi terkoordinasi, dan akhirnya ia akan dapat mencapai tujuannya. Manusia, tidak seperti binatang, karena manusia tidak dilahirkan dengan gerakan sudah terkoordinasi, tetapi ia membentuk dan mengkoordinasi gerakan sendiri. Ia bahkan juga tidak memiliki tujuan yang telah ditetapkan sehingga ia harus menemukan bagi dirinya sendiri. Kebanuakan kaum mamalia muda dapat berjalan, berlari dan melompat sejak lahir, sesuai dengan spesies mereka. Hampir seketika mereka dapat melaksanakan manuver paling sulit; memanjat, melompat rintangan, atau mengambil benda dengan cepat.
Manusia, sebaliknya tidak punya kemampuan tersebut saat dia lahir ke dunia, namun manusia memiliki karunia yang tak tertandingi untuk belajar bergerakan. Ia dapat memperoleh gerakan trampil yang paling beragam diantaranya menjadi pengrajin, penari, musisi dan juara dalam banyak bidang olahraga. Tapi tak satu pun dari hal-hal ini datang dari proses bergerakan. Ini merupakan masalah pengalamn dalam pendidikan.
Manusia, sebagaimana telah kita lihat, memiliki aspek mental dalam perkembangan pertamanya. Oleh karena itu, jika seorang anak dicegah ketika melakukan gerakan tertentu maka perkembangan mental anak terhambat. Meskipun perkembangan mental tidak memiliki batas, itu tergantung pada sebagian besar pada kemampuannya untuk menggunakan instrumen tindakan, dan usahanya untuk mengatasi keterbatasannya.
Pertumbuhan mental berhubungan dengan satu misteri tentang masa depan. Setiap individu memiliki potensi yang berbeda untuk dikembangkan, dan ini tidak dapat diselidiki ketika anak masih dalam tahap psiko-embrio. Pada periode ini kita hanya dapat mengamati perilaku yang seragam dari semua bayi di dunia. Mungkin saja kita berkata, "Semua anak adalah sama pada saat kelahiran, mereka bertindak dengan cara yang sama sesuai dengan pola umum perilaku bayi." Hal-hal yang terjadi dalam pikiran mereka sama seperti saat mereka masih berbentuk embrio. Segmentasi sel selalu melewati tahap-tahap yang sama, sehingga sulit membedakan antara satu embrio dengan embrio lain. Namun sel-sel, ketika mereka berkembang biak, akan menghasilkan makhluk yang sangat berbeda seperti kadal, burung, atau kelinci. Masing-masing makhluk, pada awalnya, membangun diri dalam cara yang sama, walaupun di kemudian hari, perbedaan-perbedaan yang terdalam akan muncul.
D. Penutup
Embrio spiritual merupakan benih awal perjalanan batin yang dialami oleh bayi yang memungkinkan ia kelak menemukan esensi dari nilai-nilai terdalam sesuai dengan tujuan hidupnya. Pasca kelahiran, ada kegiatan konstruktif yang disebut 'periode formatif, dan periode itu membuat bayi menjadi semacam "Embrio Spiritual". Manusia memiliki dua periode embrionik. Salah satunya adalah pralahir (masa dalam kandungan), sama seperti yang juga dialami oleh binatang, dan periode lainnya adalah setelah lahir ke dunia ini.
Sebuah studi tentang perkembangan anak, dan manusia dari persepsi psikologis menunjukkan bahwa kehidupan manusia di bumi ini ditentukan oleh semangat dan kecerdasan serta cara kerja tubuhnya. Secara keseluruhan, manusia berkembang dalam lingkaran cahaya spiritual.
Pendidikan dan pelatihan sangat besar manfaatnya untuk dapat mengarahkan anak-anak, melalui instrumen lingkungan, sehingga anak terbentuk menjadi dirinya sendiri. Melalui pendidikan dan pelatihan, anak dibawa pada harapan besar dan visi baru. Aspek mental anak-anak harus harus lebih banyak mendapat perhatian. Melalui pendidikan dan latihan-latihan ini, gerakan anak menjadi terkoordinasi, dan akhirnya ia akan dapat mencapai tujuannya menjadi manusia yang kompleks.
Referensi:
Anonim. 2007. Anonim Embrio and Sensitive Period. Diakses dari http://montessori4me.wordpress.com, tanggal 20 Maret 2010.
Montessori, M. (1995). The absorbent Mind. New York: Henry Holt.
Shortridge, P. Donohue. 2003. The Absorbent Mind and the Sensitive Periods. Diakses dari http://www.pdonohueshortridge.com/children/absorbent.html, tanggal 19 Maret 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Embrio
http://en.wikipedia.org/wiki/Spirituality
Setiap anak yang baru lahir harus melakukan bagian dari kegiatan formatif yang sesuai dengan lingkup psikologis dari lingkungan fisiknya. Sebelum dia lahir ke dunia, ada sebuah periode kehidupan yang ia alami dalam rahim, ketika ia belum berbentuk seperti seorang manusia. Pasca kelahiran, ada kegiatan konstruktif yang disebut 'periode formatif, dan periode itu membuat bayi menjadi semacam "Embrio Spiritual. "
Manusia memiliki dua periode embrionik. Salah satunya adalah pralahir (masa dalam kandungan), sama seperti yang juga dialami oleh binatang, dan periode lainnya adalah setelah lahir ke dunia ini. Masa kanak-kanak yang panjang adalah hal yang membedakan manusia dari binatang. Manusia dipandang sebagai makhluk yang berbeda dari mahluk ciptaan lainnya. Kehadirannya di bumi adalah sebuah lompatan dalam hidup yang disebut titik awal perziarahan baru.
Hal yang menyebabkan kita membedakan berbagai spesies adalah tidak adanya kemiripan antara berbagai spesies tersebut. Spesies lain adalah sesuatu yang berbeda. Hal ini menunjukkan orisinalitas. Manusia harus bekerja lebih keras daripada periode sebelumnya. Sebuah dorongan baru muncul dalam kehidupan.
Perhatikan ketika mamalia dan burung muncul. Mereka tidak sekedar copian, atau adaptasi, atau penerus dari makhluk sebelumnya. Ketika dinosaurus punah, burung-burung berusaha keras mempertahankan telur mereka, membuat sarang, merawat sarang, dan dengan gagah berani melindungi calon bayinya. Reptil yang tidak sensitif, justru sebaliknya, selalu meninggalkan telur mereka. Mamalia bahkan melebihi burung-burung dalam hal mempertahankan spesies mereka. Mamalia tidak membangun sarang, tetapi mereka membiarkan anak-anak mereka tumbuh dalam tubuh mereka sendiri, dan memberi mereka makan dengan darah mereka mereka sendiri. Ini adalah gambaran biologis yang baru. Selanjutnya ada lagi karakter baru, yaitu manusia. Spesies manusia memiliki dua kehidupan embrionik. Manusia memiliki kodrat untuk berhubungan dengan ciptaan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan embrio spiritual?
2. Bagaimana perkembangan anak manusia dari perspektif psikologis?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap perkembangan anak?
C. Pembahasan
1. Embrio Spiritual
Kata embrio (berasal dari bahasa Yunani: έμβρυον) adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Pada tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada hewan, perkembangan zigot menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang dikenal sebagai blastula, gastrula, dan organogenesis. Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah (http://id.wikipedia.org).
Sedangkan kata spiritual berasal dari bahasa inggris Kata Inggris spirit (dari bahasa Latin spiritus "nafas") memiliki banyak arti dan konotasi yang berbeda, semuanya berhubungan dengan non-ragawi zat kontras dengan tubuh material. Roh manusia dengan demikian adalah menghidupkan, sensitif atau prinsip penting dalam individu, mirip dengan jiwa dianggap kursi mental, intelektual dan kekuatan emosional.
Spiritualitas mengacu pada realitas transenden dimensi atau dunia; jalan batin yang memungkinkan seseorang untuk menemukan esensinya dari "nilai-nilai terdalam. Praktek-praktek spiritual, termasuk meditasi, doa dan kontemplasi, yang dimaksudkan untuk mengembangkan kehidupan batin individu; praktek-praktek seperti sering mengarah pada suatu pengalaman keterkaitan dengan realitas yang lebih besar: yang lebih komprehensif diri; individu-individu lain atau komunitas manusia; alam atau kosmos; atau yang ilahi. Hal ini dapat mencakup keyakinan dalam realitas imaterial dan / atau pengalaman transenden imanen atau sifat dari dunia.
Jadi, embrio spiritual yaitu benih awal perjalanan batin yang dialami oleh bayi yang memungkinkan ia kelak menemukan esensi dari nilai-nilai terdalam sesuai dengan tujuan hidupnya. Pasca kelahiran, ada kegiatan konstruktif yang disebut 'periode formatif, dan periode itu membuat bayi menjadi semacam "Embrio Spiritual". Manusia memiliki dua periode embrionik. Salah satunya adalah pralahir (masa dalam kandungan), sama seperti yang juga dialami oleh binatang, dan periode lainnya adalah setelah lahir ke dunia ini.
2. Perkembangan Manusia dari Perspektif Psikologis
Pada bagian ini, kita akan membuat sebuah studi tentang perkembangan anak, dan manusia dari persepsi psikologis. Jika kegiatan manusia di bumi ini terkait dengan semangat, dan intelektual yang kreatif, maka semangat dan kecerdasan harus menjadi titik tumpuan dari keberadaan, dan cara kerja tubuhnya. Manusia berkembang secara keseluruhan dalam lingkaran cahaya spiritual.
Saat ini pemikiran Barat telah menjadi reseptif terhadap ide ini, suatu hal yang pernah menonjol dalam filsafat India. Gangguan fisik seringkali disebabkan oleh keadaan psikologis yang tidak lagi melaksanakan kontrol yang tepat. Jika sifat manusia adalah diperintah oleh "cahaya rohani yang dia anut", maka perawatan pertama yang diberikan kepada bayi yang baru lahir harus menyentuh aspek mental rohani, dan bukan hanya untuk hidup jasmaninya.
Anak berkembang tidak hanya memperoleh kemampuan manusiawi seperti: kekuatan, kecerdasan, bahasa, tetapi, pada saat yang sama, ia menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang memberikan dasar psikologis yang berbeda dari orang dewasa. Setiap anak memiliki cara yang berbeda untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Orang dewasa mengagumi lingkungan mereka, dengan mengingat dan berpikir tentang lingkungan tersebut, namun di sisi lain, anak-anak berusaha menyerap hal itu. Hal-hal yang lihat oleh anak tidak hanya diingat, tetapi menjadi bagian dari jiwanya. Dia menginternalisasikan ke dalam dirinya semua yang ia lihat dan ia dengar. Dalam diri orang dewasa, hal yang sama tidak menghasilkan perubahan, tetapi bagi anak hal itu mengubah mereka. Jenis memori yang vital ini secara tidak sadar terserap oleh anak ke dalam kehidupan mereka sehingga oleh Sir Percy Nunn, hal itu disebut Mneme.
Satu contoh konkrit adalah bahasa. Anak tidak ingat bunyi suara, tapi ia dapat menghasilkan suara yang sempurna. Dia berbicara dengan bahasanya sendiri, bukan karena ia telah mempelajari hal itu, ataupun terbiasa menggunakan memori. Mungkin ingatannya tidak pernah tetap secara sadar, namun bahasa ini muncul untuk membentuk kehidupan dan psikis dirinya sendiri. Tidak diragukan lagi, kita berhadapan dengan sebuah fenomena yang berbeda dari aktivitas daya ingat murni; kita berhadapan dengan salah satu aspek yang paling aneh dari pikiran bayi. Anak tertentu memiliki kepekaan yang mendorongnya untuk menyerap segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
Dia melakukannya berdasarkan atas kekuatan alam bawah sadar pada masa kanak-kanak. Periode pertama kehidupan anak merupakan salah satu hal yang harus diadaptasi. Kita harus memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan adaptasi dalam pengertian ini dan membedakannya dari jenis adaptasi yang dibuat oleh orang dewasa. Ini adalah kemampuan beradaptasi khusus anak dengan tempat ia dilahirkan dan berbicara dengan bahasa ibunya. Seorang dewasa, yang pernah tinggal di luar negeri, tidak pernah menyesuaikan hidupnya dengan cara yang sama dan tingkat yang sama dengan apa yang dilakukan oleh anak-anak. Pikirkan para misionaris. Mereka adalah orang-orang yang pergi, dengan kehendak bebas mereka sendiri, untuk meneruskan panggilan mereka di negeri-negeri jauh, dan jika kamu tanyakan kepada mereka, mereka berkata, "Kami mengorbankan kehidupan kami dengan tinggal di sini." Ini adalah pengakuan yang menunjukkan keterbatasan dalam kapasitas orang dewasa untuk beradaptasi.
Hal itu berbeda dengan anak-anak. Anak datang untuk mencintai tanah tempat ia dilahirkan, tidak peduli di mana tempatnya. Kehidupan keras sangat mungkin terjadi di sana, namun ia tidak pernah menemukan kebahagiaan yang sama di tempat lain. Seorang anak menyukai dataran beku Finlandia, dan anak lainnya menyukai bukit pasir Belanda. Masing-masing anak bisa beradaptasi dengan situasi ini, dan mencintai negaranya.
Anak-anak merasa bahwa ia milik negara ini, sehingga ia wajib mencintainya. Pada suatu waktu di Italia, mereka yang lahir di desa dan meninggal di sana, tanpa pernah pergi jauh. Setelah Italia telah menjadi suatu bangsa yang besar, ada banyak untuk untuk meninggalkan tanah kelahiran mereka. Tetapi suatu ketika mereka mengalami suatu penyakit aneh yakni: pucat, depresi, letih lesu dan anemia. Banyak dokter menyarankan agar penderita penyakit tersebut kembali dan mengambil udara segar di daerah asalnya. Nasihat ini hampir selalu mendatangkan hasil terbaik; para pasien kembali sehat seperti semula. Udara di daerah asalnya adalah obat terbaik, sekalipun iklim di daerah asalnya lebih buruk daripada iklim di kota tempat ia merantau. Para penderita ini membutuhkan kedamaian dalam pikiran bawah sadar untuk tinggal di tempat mereka telah hidup sebagai anak-anak.
Tidak ada yang lebih penting bagi kita selain daripada pikiran yang membentuk kita bersikap dewasa dan menyesuaikan dengan segala jenis tatanan sosial, iklim, atau negara. Mengenai hal ini, seluruh studi kami telah membenarkannya. Hal ini mencerminkan bahwa siapa pun yang mengatakan, "Saya cinta negara saya," tidak mengatakan sesuatu yang dangkal, tetapi mengungkapkan bagian mendasar dari diri dan hidupnya.
Oleh karena itu kita dapat memahami bagaimana anak, dengan jiwa khas, menyerap adat dan kebiasaan dari tanah tempat ia tinggal, sampai ia menjadi individu khas. Jadi, kita mulai mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai aktivitas anak. Ia mengembangkan suatu perilaku tidak hanya disesuaikan dengan waktu dan wilayah, tetapi juga dengan mentalitas lokal. Dengan demikian, penghargaan terhadap kehidupan di India yang begitu besar bahwa binatang juga termasuk dalam pemujaan berakar kuat dalam hati orang-orang. Begitu dalam perasaan yang tidak pernah dapat diperoleh oleh orang-orang yang sudah dewasa. Hanya untuk mengatakan: "Hidup ini patut dihormati,". Saya mungkin berpikir orang India benar; bahwa saya juga harus menghormati binatang. Namun, dalam diriku ini hanya ada sepotong penalaran, dan itu tidak akan mengacaukan emosiku. Misalnya pemujaan untuk sapi di India, tidak pernah kita temukan di Eropa. Karakteristik mental ini tampaknya turun-temurun, tapi sebenarnya hal itu terbentuk sejak pendidikan awal masa kanak-kanak. Ketika tiba di sebuah taman taman kanak-kanak Montessori lokal, kami melihat seorang anak kecil Hindu, yang menulis ditanah dengan jarinya dan beberapa anak lainnya. Ada seekor semut di sana, yang telah kehilangan dua kaki dan hanya bisa berjalan dengan susah payah. Anak itu melihat kesulitan semut itu dan berusaha membantu dengan jarinya. Siapa pun akan menduga bahwa anak kecil Hindu ini "mewarisi" sikap menyayangi binatang.
Anak lain, tertarik oleh perbuatan itu lalu mendekat untuk melihat semut itu, dan menghancurkan semut itu dengan kakinya. Anak kedua ini adalah seorang Muslim. Seorang anak Kristen mungkin akan melakukan hal yang sama, atau akan bersikap acuh tak acuh. Bangsa-bangsa di dunia memiliki agama yang berbeda. Keyakinan dan perasaan ini membentuk suatu bagian integral dari diri kita sendiri. Seperti kita katakan di Eropa: "Mereka berada di daerah kami." Semua kebiasaan sosial dan moral yang membentuk kepribadian seseorang, sentimen kasta, dan segala macam perasaan lain, membuatnya menjadi khas India, khas Italia, atau khas Inggris, terbentuk selama masa kanak-kanak, dalam kekuatan mental yang dalam psikologi disebut "Mneme."
Ini berlaku juga, untuk kebiasaan, postur tubuh, dan gaya berjalan yang membedakan begitu banyak jenis ras. Ada pribumi Afrika yang memiliki fisik khusus untuk menghadapi binatang buas. Mereka memiliki latihan naluriah yang tepat untuk mempertajam pendengaran mereka, sehingga ketajaman pendengaran menandai semua suku mereka.
Seorang anak memiliki ciri pribadi yang tetap selamanya, dan akan tetap tertanam dalam pikiran bawah sadar. Segala sesuatu yang terbentuk pada masa bayi tidak hanya menciptakan ciri khas individu, tetapi menjadi bagian dalam hidupnya. Pada masa ini, anak telah menyerap elemen terakhir dari kepribadiannya. Hal yang sama terjadi pada anggota badan dan organ tubuh, sehingga setiap orang dewasa memiliki individualitas yang tak terhapuskan dalam periode awal kehidupan oleh karena itu harapan untuk mengubah orang dewasa menjadi sia-sia. Ketika kita berkata, "Orang ini tidak sopan," atau ketika kita berkomentar tentang perilaku jorok lain, kita dapat dengan mudah mempermalukan mereka. Tetapi kesalahan itu tetap ada, karena telah mendarah daging dan tidak dapat diubah.
Seorang anak akan menyesuaikan diri dengan peradaban pada tingkat awal memasuki kehidupan. Apapun tingkat itu, di sana seorang anak menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan kebiasaan. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi sejati pada masa kanak-kanak adalah membangun model perilaku, yang menjadikan dia bebas untuk bertindak di dunia yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu, anak harus dianggap sebagai titik pemersatu zaman sejarah yang berbeda, dan tingkat peradaban yang berbeda. Masa bayi merupakan periode penting, karena ketika kita menanamkan ide-ide baru, untuk mengubah adat kebiasaan suatu bangsa, untuk menanamkan sifat-sifat nasionalis, kita harus menggunakan anak sebagai kendaraan kita. Jika kita menginginkan hal yang lebih baik, pada menyebarkan cahaya peradaban secara lebih luas pada masyarakat tertentu, maka anak-anak dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini.
Menjelang akhir pendudukan Inggris di India, keluarga diplomat Inggris sering mengirimkan dua anak dengan perawat India, untuk makan di salah satu hotel luxe India. Di sana, perawat, duduk di tanah, mengajarkan anak-anak untuk makan nasi dengan tangan mereka, dalam cara India. Idenya adalah bahwa anak-anak harus tumbuh bebas dari kebencian dan kejijikan seperti kebiasaan umum orang India. Jika, kebiasaan modern dirasakan akan merosot, dan kebiasaan leluhur lebih dianggap baik, maka upaya menanamkan kebiasaan tersebut tidak akan efektif kecuali melalui anak-anak. Untuk mempengaruhi masyarakat kita harus mengalihkan perhatian pada masa kanak-kanak. Kebenaran ini datang dari kamar anak-anak tentang pentingnya sekolah-sekolah.
3. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Perkembangan Anak
Pengaruh pendidikan dan pelatihan sangat besar manfaatnya untuk dapat mengarahkan anak-anak, melalui instrumen lingkungan, sehingga anak terbentuk menjadi dirinya sendiri. Dengan kemungkinan tak terbatas, dia bisa menjadi transformator kemanusiaan. Anak membawa kita pada harapan besar dan visi baru. Ada banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk membawa umat manusia ke pemahaman yang lebih dalam, ke tingkat yang lebih baik, dan spiritualitas yang lebih besar. Ini berarti anak, sejak lahir, harus dianggap sebagai suatu makhluk yang memiliki kehidupan mental yang penting, dan kita harus memperlakukan dia sesuai dengan kehidupan mental itu. Aspek mental anak-anak yang baru lahir, pada kenyataannya, menerima lebih banyak perhatian. Hal ini menarik bagi psikolog yang ingin mengembangkan pengetahuan baru tentang sesuatu yang terjadi dalam perkembangan kehidupan anak.
Kehidupan mental juga ada pada bayi yang baru lahir. Bahkan, kehidupan mental juga hadir ketika masih dalam embrio. Seperti kita ketahui, kadang-kadang seorang anak lahir pada usia kandungan tujuh bulan, dan di usia tujuh bulan dia sudah bisa hidup. Jadi usia sembilan bulan harusnya ia sudah dapat berfungsi dengan baik. Contoh bahwa semua kehidupan adalah psikis. Setiap jenis makhluk hidup dibekali ukuran energi psikis, dan psikologi tertentu. Jika kita mengamati makhluk bersel satu, kita melihat bahwa mereka memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, mereka bisa bergerak menjauh dari bahaya, mencari makanan, dan sebagainya. Namun bayi berbeda, ia tidak dapat melakukan segala sesuatunya sendiri.
Psikolog masa kini berbicara tentang "kesulitan yang dialami bayi saat lahir," hal ini mengacu bukan kepada ibu tetapi kepada anak. anak yang menderita tanpa bisa protes, dan ia hanya berteriak ketika kesakitan. Anak dipaksa untuk beradaptasi ke lingkungan yang baru, dan wajib untuk menjalankan fungsi-fungsi di tempat yang belum pernah dijumpainya. Hal ini merupakan rangkaian peristiwa yang paling sulit dan paling dramatis di seluruh kehidupan manusia.
Jika anak bisa berbicara, ia akan mengatakan: "Mengapa kamu melemparkan aku ke dalam dunia yang mengerikan ini? Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa hidup dalam cara baru ini? Bagaimana saya bisa menerima suara mengerikan ini, saya belum pernah mendengar begitu banyak bisikan? Bagaimana saya bisa mengambil alih fungsi-fungsi yang sulit ini. Andai ibuku, telah melakukannya untuk saya? Bagaimana saya bernapas? Anak tidak menyadari apa yang telah terjadi.
Mereka yang bekerja di bidang ini menemukan bahwa harus ada cara untuk membantu anak untuk membuat penyesuaian pertamanya ke dunia. Jangan pernah lupa bahwa bayi dapat mengalami rasa takut. Ketika pada jam-jam pertama kehidupan, hal ini terlihat pada saat ia di mandikan, ia terlihat sangat sering membuat gerakan mencengkeram, seolah-olah ia merasa dirinya terjatuh. Ini adalah khas ketakutan. Bagaimana seorang ibu menjaga anaknya yang baru lahir? Si ibu biasanya menunjukkan naluri keibuan dengan menekan si kecil erat ke dadanya, melindungi bayinya dari cahaya dan sebagainya.
Si ibu memegang bayinya erat-erat untuk memberikan kehangatan kepada bayinya, dan melindungi dia dari bahaya. Upaya perlindungan yang dilakukan oleh ibu dari bayi manusia tidak sama dengan induk binatang. Kita melihat, misalnya, induk kucing bersembunyi di sudut-sudut gelap, dan gelisah ketika ada orang datang mendekat. Naluri protektif ibu bayi manusia tidak begitu kuat, dan karena itu lebih mudah hilang. Kita melakukan tindakan yang keliru ketika kita berpikir bahwa anak tidak memiliki kehidupan mental. Ini adalah sebuah episode-pertemuan pertamanya dengan dunia luar. Sejarah alam menunjukkan bagaimana sifat cerdik mamalia pada periode ini. Tepat sebelum melahirkan, induk hewan mamalia mengisolasi diri dari seluruh kawanan, dan ia bersama-sama anak-anaknya tetap terpisah dari kawanan selama beberapa waktu setelah melahirkan. Hal ini sangat terlihat pada hewan kuda, sapi, gajah, serigala, rusa dan anjing. Semua melakukan hal yang sama. Selama periode isolasi, anak-anak dari hewan mamalia ini punya waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka. Mereka hidup sendiri bersama induknya, yang melingkupi mereka dalam cinta, mengawasi dan melindungi mereka. Selama periode singkat isolasi, ada reaksi psikologis yang terus-menerus, rangsangan lingkungan, dan reaksi-reaksi ini mengikuti perilaku umum dari spesies tersebut. Ketika anak-anak mamalia dan induknya bergabung kembali dengan kawanannya, anak-anak mamalia ini sudah siap untuk hidup bersama kawanannya, bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam arti psikologis.
Hal ini juga terjadi pada jenis mamalia yang kita pelihara. Di rumah, kita melihat anjing dan kucing melindungi anaknya dengan tubuh mereka. Dengan ini mereka melanjutkan naluri alamiahnya, dan mejaga keintiman dengan bayinya yang baru lahir. Naluri hewan terbangun di hari-hari pertama hidupnya.
Suatu keadaan yang sama juga terjadi pada manusia.Yang kita hadapi tidak hanya saat yang sulit, tetapi saat yang menentukan untuk seluruh masa depan. Yang sekarang terjadi adalah semacam kebangkitan kekuatan potensial. Kita harus kreatif mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan oleh anak, dengan "embrio rohani." Karena alam menempatkan tanda-tanda fisik pada setiap perubahan penting dalam perkembangan jiwa, jadi kami melihat tali pusar, yang membuat anak melekat pada ibunya, terlepas beberapa hari setelah lahir. Fase pertama ini sangat penting, karena selama fase ini kekuatan misterius dipersiapkan. Jadi apa yang harus kita ingat, bukan hanya trauma lahir juga kegiatan yang harus dilakukan bayi sesudah lahir. Meskipun tidak ada bentuk perilaku pra-didirikan pada anak (seperti yang ada pada binatang), ia harus tetap memiliki kekuatan untuk menciptakan suatu perilaku. Pengalaman anak akan tetap samar-samar tanpa bentuk, namun jika diisi dengan potensi energi, maka hal ini akan membentuk perilaku manusia yang ditemukan di lingkungannya. Perilaku yang samar-samar ini disebut ”nebula”. Ketika hewan lahir, mereka dilengkapi dengan jenis gerakan yang diperlukan untuk mengkontrol, kekuatan untuk memilih makanan yang tepat, dan bentuk pertahanan tepat untuk jenisnya. Tetapi manusia harus mempersiapkan semua selama ini supaya anaknya, setelah dilahirkan, dapat melaksanakan praktek-praktek sosial dalam kelompoknya. Tugas vital bayi adalah beradaptasi dengan "pola perilaku" kelompoknya. Mengingat fungsi khusus yang harus dilakukan bayi, maka kita sekarang mempelajari perkembangan anak sebagai "mekanisme umum" dari kehidupan manusia. Ini sangat menarik. Bayi ini selesai membangun dirinya sendiri sampai ia menyadari kompleksitas sebagai manusia. Dia tidak punya "naluri" seperti binatang yang baru lahir saat kontak pertama mereka dengan dunia. Walaupun dia sudah lahir, ia terus melanjutkan kehidupan embrio. Ia membangun serangkaian naluri manusia Dalam kasus ini, ia akan harus membangun sendiri semua kehidupan mental manusia, dan semua mekanisme motorik untuk berekspresi.
Bayi manusia adalah makhluk yang lemah sehingga belum mampu mengangkat kepalanya sendiri, tetapi ia akan berperilaku seperti anak baru saja dibangkitkan oleh Kristus. Pertama, kita diberitahu oleh Injil bahwa, anak ini duduk, lalu ia berdiri, dan kemudian Yesus "memberikan kembali kepada ibunya." Dalam cara yang sama, bayi akan "dikembalikan kepada umat manusia" dalam aktivitas kehidupan di bumi. Anak inersia Coghill mengingatkan kita pada penemuan bahwa organ-organ terbentuk setelah pusat saraf, siap melakukan pekerjaannya. Juga di dalam dirinya, ada pola perilaku psikis yang harus dipersiapkan sebelum ia mulai bergerak.
Titik awal dari mobilitas kekanak-kanakan tidak terpetak pada motorik tetapi terletak pada mental. Sisi yang paling penting dari pembangunan manusia adalah sisi mental. Gerakan manusia harus diatur sesuai dengan bimbingan dan konseling kehidupan mental. Akal budi adalah hal yang membedakan manusia dari binatang, dan manusia harus mengembangkan akal budinya.
Ketika anak lahir, organ tubuhnya belum selesai; kerangka tubuhnya belum kuat; saraf motoriknya belum dilengkapi dengan penutup myelinin yang mengisolasi mereka dari yang lain dan memungkinkan mereka untuk mengirimkan perintah otak. Oleh karena itu, manusia pertama-tama tumbuh dalam kecerdasan, sementara sisa pembangunan mengambil bentuk dan cara bertindak sepenuhnya dari kehidupan pikirannya. Tidak ada yang lebih baik dari ini pada tahun pertama, dan bagaimana prioritas pengembangaan akal budi adalah karakteristik dari anak-anak laki-laki. Pertumbuhan anak terdiri dari banyak bagian, semuanya mengikuti urutan yang tetap, karena mereka mengikuti pola umum.
Fakta-fakta ini telah terkenal selama beberapa waktu dan mereka berturut-turut menunjukkan tingkat "kematangan" dalam pembangunan fisik, akan berdampingan dengan perubahan yang sesuai fisiologi sistem saraf. Jika saraf dan otak kecil belum mencapai tingkat kematangan yang tepat, tidak mungkin bagi anak untuk menjaga keseimbangan, untuk bisa duduk atau berdiri. Ketika ia menjadi dewasa, organ motorik sudah dapat berfungsi dengan baik, sehingga ia dapat memperoleh berbagai pengalaman dari lingkungannya.
Melalui pengalaman, dan latihan-latihan ini, gerakan anak menjadi terkoordinasi, dan akhirnya ia akan dapat mencapai tujuannya. Manusia, tidak seperti binatang, karena manusia tidak dilahirkan dengan gerakan sudah terkoordinasi, tetapi ia membentuk dan mengkoordinasi gerakan sendiri. Ia bahkan juga tidak memiliki tujuan yang telah ditetapkan sehingga ia harus menemukan bagi dirinya sendiri. Kebanuakan kaum mamalia muda dapat berjalan, berlari dan melompat sejak lahir, sesuai dengan spesies mereka. Hampir seketika mereka dapat melaksanakan manuver paling sulit; memanjat, melompat rintangan, atau mengambil benda dengan cepat.
Manusia, sebaliknya tidak punya kemampuan tersebut saat dia lahir ke dunia, namun manusia memiliki karunia yang tak tertandingi untuk belajar bergerakan. Ia dapat memperoleh gerakan trampil yang paling beragam diantaranya menjadi pengrajin, penari, musisi dan juara dalam banyak bidang olahraga. Tapi tak satu pun dari hal-hal ini datang dari proses bergerakan. Ini merupakan masalah pengalamn dalam pendidikan.
Manusia, sebagaimana telah kita lihat, memiliki aspek mental dalam perkembangan pertamanya. Oleh karena itu, jika seorang anak dicegah ketika melakukan gerakan tertentu maka perkembangan mental anak terhambat. Meskipun perkembangan mental tidak memiliki batas, itu tergantung pada sebagian besar pada kemampuannya untuk menggunakan instrumen tindakan, dan usahanya untuk mengatasi keterbatasannya.
Pertumbuhan mental berhubungan dengan satu misteri tentang masa depan. Setiap individu memiliki potensi yang berbeda untuk dikembangkan, dan ini tidak dapat diselidiki ketika anak masih dalam tahap psiko-embrio. Pada periode ini kita hanya dapat mengamati perilaku yang seragam dari semua bayi di dunia. Mungkin saja kita berkata, "Semua anak adalah sama pada saat kelahiran, mereka bertindak dengan cara yang sama sesuai dengan pola umum perilaku bayi." Hal-hal yang terjadi dalam pikiran mereka sama seperti saat mereka masih berbentuk embrio. Segmentasi sel selalu melewati tahap-tahap yang sama, sehingga sulit membedakan antara satu embrio dengan embrio lain. Namun sel-sel, ketika mereka berkembang biak, akan menghasilkan makhluk yang sangat berbeda seperti kadal, burung, atau kelinci. Masing-masing makhluk, pada awalnya, membangun diri dalam cara yang sama, walaupun di kemudian hari, perbedaan-perbedaan yang terdalam akan muncul.
D. Penutup
Embrio spiritual merupakan benih awal perjalanan batin yang dialami oleh bayi yang memungkinkan ia kelak menemukan esensi dari nilai-nilai terdalam sesuai dengan tujuan hidupnya. Pasca kelahiran, ada kegiatan konstruktif yang disebut 'periode formatif, dan periode itu membuat bayi menjadi semacam "Embrio Spiritual". Manusia memiliki dua periode embrionik. Salah satunya adalah pralahir (masa dalam kandungan), sama seperti yang juga dialami oleh binatang, dan periode lainnya adalah setelah lahir ke dunia ini.
Sebuah studi tentang perkembangan anak, dan manusia dari persepsi psikologis menunjukkan bahwa kehidupan manusia di bumi ini ditentukan oleh semangat dan kecerdasan serta cara kerja tubuhnya. Secara keseluruhan, manusia berkembang dalam lingkaran cahaya spiritual.
Pendidikan dan pelatihan sangat besar manfaatnya untuk dapat mengarahkan anak-anak, melalui instrumen lingkungan, sehingga anak terbentuk menjadi dirinya sendiri. Melalui pendidikan dan pelatihan, anak dibawa pada harapan besar dan visi baru. Aspek mental anak-anak harus harus lebih banyak mendapat perhatian. Melalui pendidikan dan latihan-latihan ini, gerakan anak menjadi terkoordinasi, dan akhirnya ia akan dapat mencapai tujuannya menjadi manusia yang kompleks.
Referensi:
Anonim. 2007. Anonim Embrio and Sensitive Period. Diakses dari http://montessori4me.wordpress.com, tanggal 20 Maret 2010.
Montessori, M. (1995). The absorbent Mind. New York: Henry Holt.
Shortridge, P. Donohue. 2003. The Absorbent Mind and the Sensitive Periods. Diakses dari http://www.pdonohueshortridge.com/children/absorbent.html, tanggal 19 Maret 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Embrio
http://en.wikipedia.org/wiki/Spirituality
Komentar