Tipe-tipe pidato persuasif

1. Pidato penalaran
Tujuan pidato penalaran persuasif yang utama adalah untuk mengubah pikiran khalayak terhadap suatu isu melalui penalaran untuk membentuk tanggapan mereka terhadap isu tersebut. Retorika ini menggunakan logika, pembuktian, penarikan kesimpulan, generalisasi,dan penyimpulan untuk meyakinkan khalayak agar mengikut diengan senang hati posisi spesifik terhadap suatu isu.

2. Pidato oposisi
Pidato oposisi merupakan tipe persuasi yang meminta pendengar membantah ide-ide umum yang diyakini atau disampaikan orang lain, maupun sebaliknya. Pengungkapan ketidaksetujuan ini dapat ditunjukan melalui : menunjukan apa saja kekurangan dalam berargumen, penalaran, pembuktian, pengambilan kesimpulan, generalisasi, dan penyimpulan, serta mencoba membentuk tanggapan khalayak kearah yang lain.
Tujuan pidato oposisi adalah membantu pembicara dan khalayak mengakui bahwa biasanya terdapat argumen-agumen logis pada dua sisi isu-isu yang tak bisa dibantah. Pidato oposisi mendorong teknik-teknik menganalisis argumen, meneliti untuk tambahan membuktikan dan memilih argumen yang membujuk khalayak.

3. Pidato aksi
Tipe terakhir pidato persuasif ini adalah suatu kulminasi dari semua yang telah dipelajari dalam pidato. Aspek yang paling penting dari pidato aksi adalah bahwa tujuannya menghasilkan suatu perubahan yang jelas dalam diri khalayak, untuk mendorong mereka melakukan sesuatu sebagai tanggapan terhadap pidato pembicara
Pidato aksi harus menggunakan prinsip-prinsip persuasi yang sebaiknya:
a. Menyarankan perubahan yang konsisten dengan kepercayaan,sikap, dan nilai.
b. Menyarankan perbahan yang menghasilka perubahan kecil dan bukan perubahan besar dalam kehidupan mereka.
c. Menyarankan perubahan yang menguntungkan khalayak melebihi biaya yang mereka keluarkan.
d. Menyarankan perubahan yang berhubungan dengan kebutuhan khalayak.
e. Mendekati perubahan secara gradual dalam pidato
Pidato aksi membiarkan pembicara mengekspresikan opini dan perasaan yang dimiliki dan didasarkan pada pengalaman sendiri. Akan tetapi, pidato terbaik dari tipe ini menitikberatkan kesaksian ahli, penalaran yang jeli, dan penggunaan bukti yang baik yang berhubungan dengan tes-tes kualitas dan kehandalan.Mengkaji penalaran induktif dan deduktif, dan menguji pembuktian dan generalisasi adalah suatu cara yang baik. Dalam pidato aksi, pembicara mesti mempertimbangkan perkembangkan pidato pembicara terhadap suatu tuntutan untuk beraksi, daripada pernyataan aksi pembicara tempatkan di awal pidato.

E. Kesimpulan
Pidato persuasi adalah pidato yang menunjukkan bahwa pembujuk bermaksud mengubah perilaku khalayak melalui penguatan, pembentukan, dan pengubahan tanggapan-tanggapan mereka terhadap suatu isu. Lima prinsip persuasi di bawah ini menjelaskan hal tersebut.
1. Peranan konsistensi dalam persuasi,
2. Perlu mengurangi usulan perubahan besar dan menggantinya menjadi perubahan yang lebih kecil,
3. Perlu menunjukkan keuntungan yang lebihidak besar dari pada biaya yang dikeluarkan khalayak,
4. Pentingnya memenuhi kebutuhan khalayak pidato, dan
5. Saran bahwa suatu pendekatan gradual untuk mengubah pekerjaan lebih baik daripada menuntut terlalu banyak dan tergesa-gesa dalam pidato.
Selanjutnya, diskusi kita mengenai penalaran dalam pidato-pidato persuasif dilanjutkan dengan pembahasan daya tarik emosional. Di antara day tarik tersebut adalah daya tarik untuk mengasihani, merayu, identifikasi, kekhawatiran, otoritas yang lancung, penyederhanaan yang berlebihan dan distraksi. Di antara daya tarik ini dianggap tidak tidak etis, dan yang lain disarankan hanya dengan peringatan disebabkan hal tersebut megurangi penalaran (rasio). Salah satu disarankan adalah disebabkan penggunaannya yang umum dalam masyarakat kita dan efektif adalah narasi dan cerita yang melahirkan dampak yang dramatis dan nilai yang pentig.
Terakhir, kita telah mengkaji tiga tipe dasar pidato persuasif: (1) pidato penalaran dengan penekanan pada pembentukantanggapan khalayak melalui argumen dan pembukian, (2) pidato oposisi, dengan penekanan pada pemunculan kasus yang menentan suatu kepercayaan atau praktik yang telah dipegang secara umum, dan (3) pidato aksi, dengan paduan daya tarik rasionaldan emosional yang mengarahkan pengubahan perilaku khalayak.















Pidato
 Menurut KBBI
pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang di tujukan kepada orang banyak.
 Dari buku Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.
pidato merupakan penyampaian dan
penenaman pikiran, informasi, atau
gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai

Sistematika berpidato
1. Mengucapkan salam pembuka
2. Menyampaikan pendahuluan
3. Menyampaikan isi pidato
4. Menyampaikan kesimpulan pidato
5. Menyampaikan salam penutup

Metode berpidato
1. Metode impromtu ( serta merta )
Metode ini dilakukan berdasarkan kebutuhan sesaat. Pembicara sebelum berbicara tidak melakukan persiapan sama sekali, melainkan secara serta-merta berbicara berdasarkan pengetahuannya dan kemampuannya. Kesanggupan dan kemampuan penyampaian lisan seperti pidato menurut metode ini sangat berguna dalam keadaan terdesak atau terpaksa, namun kegunaannya terbatas pada waktu yang tidak terduga itu saja. Pembicara menyampaikan pengetahuan yang ada, dikaitkan dengan situasi dan kepentingan saat itu.
2. Metode menghafal
Metode ini merupakan kebalikan dari metode impromptu. Penyampaian lisan seperti pidato yang disajikan dengan metode ini dipersiapkan dan ditulis secara lengkap lebih dulu, kemudian dihafal kata demi kata. Ada pembicara yang berhasil dengan metode ini, namun ada juga yang tidak. Pembicara dengan metode ini agak sering menjemukkan dan tidak menarik, ada kecenderungan untuk berbicara cepat-cepat dan mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati maknanya. Selain itu, metode ini juga sering menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar ketika menyampaikan uraiannya.
3. Metode naskah
Metode ini sering dipakai dalam pidato resmi atau pidato televisi dan radio. Metode ini sikapnya agak kaku, sebab bila tidak atau kurang melakukan latihan yang cukup, terjadi seolah-olah tidak ada hubungan antara pembicara dengan pendengar. Mata dan perhatian pembicara selalu ditujukan ke naskah, sehingga ia tidak bebes menatap pendengarnya. Pembicara harus dapat member tekanan dan variasi suara untuk menghidupkan pembicaraannya. Untuk itu pembicara perlu melakukan latihan yang intensif.
4. Metode ekstemporan(tanpa persiapan naskah)
Jika dibandingkan dengan metode-metode penyampaian lisan atau pidato yang lain seperti yang disampaikan diatas dpatlah kita katakana bahwa metode ekstemporan merupakan metode yang jauh lebih efektif. Metode mnbaca naskah hanya akan baik jika sifat penyampaian itu resmi.
Suatu variasi dari metode ekstemporan ialah pembicara menyiapkan sebuah naskah yang lengkap untuk mpenyampaian lisan atau pidato, namun dalam pelaksanan penyampaian lisan atau pidato itu naskah tersebut tidak dibacakan. Melainkan hanya berfungsi sebagai catatan. Pembicara hanya akan berbicara secara bebas tanpa membacakan naskah itu.
Dalam metode ekstemporan berapa banyak catatan atau perincian yang diperlukan terganung dari penguasaan atas bahan itu. Smakin pembicara menguasai topic pembicaraanya, semakin sedikit catatan yang diperlukan sebaliknya semakin kurang pembicara menguasai bahannya, semakin banyak catatan yang disiapkannya. Catatan yang dibuat oleh pembicara hanya berfungsi untuk mengingatkan pembicara akan urutah penbicaraannya agar dapat mengadakan kutipan-kutipan yang tepat, menyanpaikan data atau angka yang benar, sehingga uraiannya akan labih meyakinkan kembali.
Dengan catatan itu pembicara akan lebih mudah menyesuaikan dirinya dengan waktu yang telah ditentukan. Bagian-bagian yang dianggap kurang penting dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Atau bahan yang dianggap kurang penting itu barang kali akan muncul dalam pertanyaan atau diskusi setelah pidato berakhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengembangan Media Pembelajaran Reseptif

Membangun Kekuatan Rakyat Samora Machel

Mengapa Harus Bermimpi?

Novel Ronggeng Dukuh Paruk (1982)

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)