SEL INDUK DAN KLONING TERAPEUTIK

Sel induk berhubungan dengan cloning. Tetapi juga ada bedanya. Cloning terapeutik dilakukan, dengan sel induk, dimaksudkan untuk tujuan terapeutik (penyembuhan) dan riset medis, bukan untuk menciptakan manusia baru. Proses yang ditempuh umumnya sebagai berikut: embrio yang sudah dikloning akan disimpan di laboratorium untuk beberapa hari. Selama itu akan diadakan penelitian terhadapnya atau dijadikan sumber sel induk (sel yang belum terdiferensiasi). Maksud riset ini adalah untuk mengetahui mengapa perkembangan embrio sering tidak sempurna, juga mengapa organism berkembang secara negative yang antara lain menyebabkan kanker. Selain itu sel induk dapat dipakai untuk menyembuhkan sejumlah penyakit (termasuk jantung dan alzheimer).
Sel induk untuk tujuan terapeutik dan riset memperlihatkan bahwa ternyata sel induk dapat juga dipakai baik untuk penyembuhan serta penelitian. Kedua hal ini tentu kait mengait dengan suatu asumsi bahwa akhirnya riset tersebut dimaksudkan untuk menyembuhkan atau menghilangkan penyakit. Sampai saat ini, sel induk kloning memang baru digunakan untuk penelitian, belum untuk penyembuhan.
Tetapi bagaimana cloning sel induk untuk tujuan terapeutik dilakukan? Prosesnya sama dengan kloning reproduktif yakni bahwa memasukan inti sel dewasa ke dalam telur yang sudah dikosongkan (tanpa inti sel). Proses ini disebut (transfer sel inti somatik). Sel induk kemudian dikeluarkan dari embrio hasil kloning dan jaringan sel dari embrio itu dimasukkan ke dalam tubuh seseorang yang memberikan sel dewasa dan intinya. Secara teoretis, keuntungan dari proses ini adalah jaringan sel kloning tadi dapat diterima oleh jaringan sel dewasa tadi, sehingga tidak akan ada penolakan.
Kalau kloning reproduktif umumnya ditolak, maka kloning terapeutik atau riset menyebabkan ambivalensi pada pikiran banyak orang. Ada yang menyamakan keduanya dengan hanya satu perbedaan bahwa kloning riset tidak dimasukkan ke dalam rahim, seperti kloning reproduktif. Yang lain mengatakan bahwa keduanya berbeda, juga dalam penilaian moralnya. Mendalami argumen pro-kontra ini juga penting.

Sel induk embrio
Apa itu sel induk embrio? Sel induk embrio manusia muncul pertama kali tahun 1998, dengan satu harapan bahwa penemuan sel induk akan membantu mengobati penyakit dan menjadi salah satu alternatif terapeutik baru. Harapan ini langsung berhadapan dengan munculnya persoalan etis mengenai status moral embrio serta superioritas ilmiah dari sel induk embrio manusia. Jadi ada untung dan ruginya atau baik dan buruknya. Sayang keuntungannya hanya sesekali dimunculkan dalam diskusi teologis.
Sekarang sudah diketahui bahwa sel induk bukanlah sel yang terspesialisasi dengan kemampuan untuk berkembang sevara tak terbatas dan dalam kondisi tertentu dapat menghasilkan bermacam-macam tipe sel matang dalam tubuh manusia. Sumbernya banyak, embrio dari sel darah imbilikal, jaringan fetus dan karingan sel dewasa. Bahkan juga terdapat dalam cairan amniotik. Demi mudanya, sel induk dari semua sumber disebut sebagai sel induk dewasa, untuk membedakannya dengan sel induk embrio.
Sel induk embrio berasal dari embrio pada usia awal pada tahap blaktosit antara 5 sampai 7 hati setelah pembuahan. Pada tahap itu di mana blaktosit baru membela diri menjadi dua sel, yakni sel massa dalam dan sel sekitar trophectoderm yang kemudian menjadi placenta. Sel massa dalam (Inner Cell Mass/ICM).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Bunyi Bahasa (Fonologi)

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)

Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar

Bentuk, Ragam dan Sifat Bimbingan dan Konseling

Resensi Novel : “Birunya Langit Cinta”