Aliran Linguistik Abad Pertengahan

PENDAHULUAN
Pada perkembangan awal linguistik, aliran tradisional dibagi menjadi 4 tahapan, yakni Zaman Yunani Kuno, Zaman Romawi, Zaman Pertengahan dan Zaman Berkembangnya Linguistik Komparatif. Pada Zaman Yunani, banyak tokoh-tokoh linguistik yang menyumbangkan ilmu mereka di bidang linguistik, diantaranya Kaum Sofia, Herodotus, Plato, Aristoteles, Zeno(Kaum Stoik), Kontroversi Kaum Onomatopea dengan Kaum Konfensionalis, Kontroversi antara Kaum Anomali dengan Kaum Analogy dan Dionysius Thrax( Kaum Alexsandrian- akhir abad ke-2SM). Kemegahan intelektual Yunani memang terasa pengaruhnya dan kemegahan ini meliputi bidang logika, etika, politik, retorik, matematik dan linguistik.
Berkat kejayaan Romawi, maka pengaruh Romawi di Eropa sangat besar. Perhatian terhadap bangsa Romawi besar sekali. Bahkan mengusai bahasa Romawi dengan baik menandakan bahwa orang tersebut adalah seorang yang intelek. Tokoh romawi yang secara hati-hati membahas bidang linguistik bahasa Latin ialah Varro (9116-27 SM). Varro mengarang sebuah buku yang berjudul De Lingua Latina yang terdiri dari 25 jilid. Di dalam buku tersebut, dibicarakan etimologi, morfologi, dan sintaksis. Selain Varro masih ada ahli yang hidup pada waktu itu yang dapat dimintai keterangan yaitu Priscia. Pada tata bahasa itu dibicarakan fonologi, morfologi dan sintaksis.
Selanjutnya yaitu perkembangan linguistik pada Zaman Pertengahan. Zaman Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya Renaisans pada tahun 1517

PEMBAHASAN
Ciri yang dominan dari zaman pertengahan di Eropa ialah peranan utama yang dipegang oleh sistem pendidikan Latin. Bahasa Latin memperoleh tempat terhormat dalam analisa. Bahasa Latin merupakan bahasa gereja, bahasa diplomasi, bahasa ilmu pengatahuan dan sebagainya. Pada masa pertengahan ini, perhatian lebih banyak ditujukan kepada bahasa Romawi meskipun kerajaan Romawi telah lenyap. Tujuan ahli tata bahasa pada waktu itu ialah mencari persesuaian antara peristiwa-peritiwa bahasa dan prinsip teori yang telah disusun lebih dahulu. Dari zaman pertengahan ini perkembangan linguistik yang utama adalah timbulnya Kaum Modiste dan Tata Bahasa Spekulatif. Kaum Modistae mengagung-agungkan unsur semantik. Dalam bahasa, pikiran ini dialihkan ke dalam bunyi-bunyi atau kegiatan-kegiatan aktif yang dibagi atas bentuk kata dan bagian ujaran. Menurut Tata Bahasa Spekulativa, kata tidak secara langsung mewakili Reference. Kata hanya mewakili hal adanya benda dalam pelbagai cara, inodus, substansi, aksi, kualita. Berbicara tentang Tata Bahasa Spekulativa ada seorang sarjana yang perlu dicatat. Sarjana itu ialah Spetrus Hispanus. Ia mengarang buku yang berjudul Sumemulae Logicales. Bagi perkembangan sejarah linguistik, bagian kedua zaman pertengahan, dari tahun 1100 sampai akhir zaman itu, merupakan petunjuk-petunjuk nyata. Zaman itu adalah zaman Filsuf-filsuf Skolastik. Skolastik adalah suatu cara mempelajari ilmu yang diperoleh di biara-biara, pertemuan alim ulama, dan di sekolah-sekolah di istana.

• KAUM MODISTAE
Kaum Modistae mengagung-agungkan unsur semantik. Tiap benda mempunyai beberapa ciri yang perlu dibedakan yang mereka sebut Modi Essendi. Pikiran manusia dapat menangkap pengertian yang ada pada konsep biak secara aktif maupun secara pasif. Daya tangkap secara aktif mereka sebut Modi Intellegendi Activiti dan daya tangkap secara pasif mereka sebut Modi Intellegendi Passivi. Dalam bahasa, pikiran ini dialihkan ke dalam bunyi-bunyi (voice) atau kegiatan aktif (modi significandi aactivi) yang dibagi atas bentuk kata yang ( dictiones) dan bagian ujaran (partes orations). Modi Significandi inilah yang merupakan kunci dalam sistem analisis bahasa menurut konsep Kaum Modiste. Tak heran kita apabila etimologi berkembang dengan pesat pada masa tersebut
Dalam kajian bahasa pada abad ke 13, ada sekelompok sarjana yakni Kaum Modistae. Kata ini berasal dari kata Modus, Mode atau Mood atau cara, sesuatu itu ada. Ada tiga modus atau yang disampaikan para sarjana ini , yakni:
1. Modi Essensi adalah setiap benda mempunyai beberapa ciri yang perlu dibedakan.
2. Modi Inteligendi dibagi menjadi Modi Inteligendi Aktifi dan Modi Inteligendi Pasifi. Modi Inteligendi Aktivi adalah pikiran manusia dapat menangkap pengertian yang ada dalam konsep secara aktif. Sedangkan Modi Inteligendi Pasifi adalah pikiran manusia yang dapat menangkap pengertian yang ada di dalam konsep secara pasif.
3. Modi Sifnificandi dibagi menjadi dua yakni Modi Significandi Akitivi dan Modi Significandi Pasifi. Modi Significandi Aktivi adalah pengalihan bahasa dalam pikiran dalam tanda bunyi bahasa. Modi ini dibagi atas bentuk kata (dictiones) dan bagian ujaran (partes orationis). Modi Significandi inilah yang merupakan kunci yang merupakan kunci sistem bahasa menurut konsep Kaum Modistae.
Secara diagramatis, dapat disusun dasar pikiran di atas sebagai berikut:
Modi Essendi
Modi Intellegendi Activi Modi Intellegendi Passivi
Modi Significandi Activi Modi Significandi Passivi
kaum Modistae ini membawa pemikiran filsafat ke dalam kajian bahasa. Hasilnya, kajian bahasa didasarkan pada logika atau penalaran. Mereka percaya bahwa bahasa itu universal. Dari ketiga modus yang ada, yang paling ditekanakn oleh Kaum Modistae adalah Modi Intelegendi karena bahasa menganut prinsip logika dan bahasa tunduk pada aturan-aturan (rulu-governed).



• TATA BAHASA SPEKULATIVA
Tata bahasa Spekulativa adalah hasil daripada Integerasi Deskripsi Gramatical, bahasa latin seperti yang dirumuskan oleh priscia dan donatus ke dalam sistem filsafat skolastika. Tugas dari tata bahasa spekulativa adalah menemukan prinsip prinsip tempat kata kata sebagai sebuah tanda dihubungkan pada pihak dengan intelek manusia kepada pihak lain dihubungakan kepada benda yang ditunjuk atau di wakilinya(referens).
Menurut Tata Bahasa Spekulativa, kata tidak secara langsung mewakili alam dari benda yang ditunjukkan. Kata hanya mewakili hal adanya benda itu dalam berbagai cara, modus,substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya. Hal ini terjadi dengan kepada partes orationis.
Tata bahasa adalah sebuah teori filsafat dari partes orationis dan dicirikan dalam modus yang menunjuk itu (modi significandi). Dari zaman tata bahasa spekulativa ini kita mengenal seorang gramatikus bernama Peter Hellias. Ia mengikuti jejak Priscia, tetapi selalu memberikan komentar berdasarkan logika Aristoteles. Norma Logika ini dipakai untuk menyatakan sebuah tutur benar atau tidak berdasarkan logika.
• PETRUS HISPANUS
Sarjana dari Zaman Pertengahan ini menjadi uskup agung pada tahun 1273 dan menjadi paus September 1276. Petrus Hispanus telah memasukkan psikologi dalam analisis bahasa. Petrus Hispanus membedakan antara significatio, suppotio, dan appelativa.
Hal lain yang dikemukakan adalah membedakan ada 2 macam: nomen substantivm dan nomen adjectivum.
Petrus hispanus juga membedakan partes oratiotis atas apa yang disebut Categorematik dan Syntaegoematik. Dalam hal makna, Hispanus membedakan pula antara Signifikasi Utama dan Konsignfikasi. Yang dimaksudkan dengan perbadaan ini ialah pengertian akar bentuk dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan. Tentu saja pada zaman ini Hispanus belum membedakan pengertiaan morfem bebas dan morfem terikat.
• Renaissance
Zaman renaissance berhubungan dengan kata ‘renaitre’ yang bermakna lahir kembali. Zaman Renaissance yakni perubahan peradaban dan kebudayaan Eropa menuju kehidupan modern. Pada masa renaissance yang sangat berpengaruh adalah humanisme (kemanusiaan). Humanisme adalah prinsip pendidikan yang memakai bahasa kuno sebagai dasar studi, jadi mempelajari bahasa dan kebudayaan klasik dengan tujuan pedagogis dan ilmiah.
Berbicara tentang renaissance, ada dua hal yang merupakan kebanggaan :
 Tuntutan terhadap manusia untuk menjadi homo trilinguis (menguasai bahasa Yunani, Latin, Ibrani).
 Bahasa-bahasa di luar Eropa mendapat perhatian dan diperbandingkan.
Pada zaman renaissance perhatian bahasa di luar Eropa telah ada. Ha ini diakibatkan usaha misionaris-misionaris. Mereka banyak menghasilkan laporan tentang bahasa-bahasa di Asia. Misalnya Jepang, Tionghoa, bahasa di India dan indonesia. Bahkan dengan diketahuinya bahasa Sansekerta, hasrat untuk mempelajari bahasa-bahasa di Asia makin bertambah. Hal ini ditujukan untuk melengkapi perbandinga bahasa yang mereka kerjakan.


KESIMPULAN
Dalam kajian bahasa pada abad ke 13, ada sekelompok sarjana yakni kaum modistae. Ada tiga modus yang disampaikan oleh para sarjana ini, yaitu modi essensi, modi inteligendi, modi sifnificandi. kaum modiste ini menbawa pemikiran kaum filsafat kedalam kajian bahasa. Hasilnya kajian bahasa didasarkan pada logika atau penalaran. Dari ketiga modus yang ada, yang paling ditekanakan oleh kaum modistae adalah modi intelegendi karena bahasa menganut prinsip logika dan bahasa tunduk pada aturan-aturan (rulu-governed).
Tata bahasa spekulativa adalah hasil daripada integerasi deskripsi gramatical, bahasa latin seperti yang dirumuskan oleh priscia dan donatus ke dalam sistem filsafat skolastika. Tugas dari tata bahasa spekulativa adalah menemukan prinsip prinsip tempat kata kata sebagai sebuah tanda dihubungkan pada pihak dengan intelek manusia kepada pihak lain dihubungakan kepada benda yang ditunjuk atau di wakilinya(referens).
Hispanus membedakan pula antara Signifikasi Utama dan Konsignfikasi. Yang dimaksudkan dengan perbadaan ini ialah pengertian akar bentuk dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan. Tentu saja pada zaman ini Hispanus belum membedakan pengertiaan morfem bebas dan morfem terikat.
Zaman Renaisance, yakni perubahan peradaban dan kebudayaan Eropa menuju kehidupan modern (berkembangnya teknologi, transportasi, dan industri).


DAFTAR PUSTAKA
Parera, Daniel. 1983. Pengantar Linguistik Umum Kisah Zaman Seri A. Flores: Nusa Indah
Pateda, Mansur. 1988. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung:Angkasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)

Kalimat Efektif

Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar

Membangun Kekuatan Rakyat Samora Machel