Postingan

BAHASA INDONESIA DAN ERA GLOBALISASI

Sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah Sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada “Konggres Pemoeda”, 28 Oktober 1928, di Solo, menjadi bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasaMelayu-Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih “bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”. Tujuannya ialah ingin mempersatukan para pemuda Indonesia, alih-alih disebut bangsa Indonesia. Ketika itu, yang mengikuti “Kongres Pemoeda” adalah wakil-wakil pemuda Indonesia dari Jong Jawa, Jong Sunda, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Selebes. Jadi, secara linguistis, yang dinamakan bahasa Indonesia saat itu sebenarnya adalah bahasaMelayu. Ciri-ciri kebahasaannya tidak brbeda dengan bahasa Melayu. Namun, untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, parapemuda Indonesia pada saat itu “secara politis” menyebutkan bahasa Melayu-iau menjadi bahasa Indones

KESANTUNAN BERBAHASA: SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

Oleh Masnur Muslich Pengertian Kesantunan Kesantunan (politiness), kesopansantunan, atau etiket adalah tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut “tatakrama”. Berdasarkan pengertian tersebut, kesantunan dapat dilihat dari dari berbagai segi dalam pergaulan sehari-hari. Pertama, kesantunan memperlihatkan sikap yang mengandung nilai sopan santun atau etiket dalam pergaulan sehari-hari. Ketika orang dikatakan santun, maka dalam diri seseorang itu tergambar nilai sopan santun atau nilai etiket yang berlaku secara baik di masyarakat tempat seseorang itu megambil bagian sebagai anggotanya. Ketika dia dikatakan santun, masyarakat memberikan nilai kepadanya, baik penilaian itu dilakukan secara seketika (mendadak) maupun secara konvensi

Menyiasati Jejaring Sosial dengan Karya Sastra yang Tipikal dan Kontekstual

sumber: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1336 Ibnu Wahyudi Pengantar Melalui Koran Tempo saya pernah menyatakan bahwa karya sastra, puisi pada khususnya, yang tampil dalam sejumlah milis sastra, belum menampakkan sumbangan atau kontribusi yang nyata atau signifikan bagi perkembangan kesastraan nasional (Basral, 2007). Konteks pernyataan saya itu bukan pada dimensi kualitas karya yang tampil, melainkan pada kenyataan bahwa (hampir) tidak ada seleksi terhadap karya dari para anggota milis bersangkutan. Terlebih lagi jika karya itu dimuat dalam blog atau situs pribadi, dapat dinyatakan bahwa seleksi atau pertimbangan layak-tidaknya sebuah karya itu terbit menjadi sangat subjektif. Dengan ungkapan lain, dimunculkan-tidaknya sebuah karya pertama-tama bukan karena pertimbangan mutu, melainkan lebih pada hasrat tertentu. Bahwa ada karya berkualitas yang hadir dalam dunia maya itu tentu merupakan suatu keniscayaan sebab mungkin saja sang pemilik blog atau situs adala

pembahasan tentang perbedaan dan persamaan taksonomi bloom dengan teori kh dewantara pdf free ebook download from blog.elearning.unesa.ac.id

pembahasan tentang perbedaan dan persamaan taksonomi bloom dengan teori kh dewantara pdf free ebook download from blog.elearning.unesa.ac.id

Karya Tulis Ilmiah dan Populer

Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin banyak ditekuni. Saat ini kumpulan karya tulis dapat dinikmati dengan mudah, mulai dari koran, majalah, jurnal ilmiah, buku-buku fiksi, hingga internet yang secara cuma-cuma menyajikan informasi dan ilmu. Untuk memahami jenis tulisan ilmiah populer secara lebih jelas, terlebih dahulu dilakukan pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah, dan populer itu sendiri. Melalui hal tersebut dapat ditemukan makna yang utuh tentang jenis tulisan ini. Berikut adalah pemaparan dari ketiga elemen tersebut: Tulisan Tulisan, menurut Dr. Slamet Suseno, adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain. seseorang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain diseb

Deiksis

1. Pengertian Dalam KBBI (2005:245), deiksis diartikan hal atau fungsi menunjuk sesuatu di luar bahasa; kata yang mengacu kepada persona, waktu, dan tempat suatu tuturan. Dalam kegiatan berbahasa. kata-kata atau frasa-frasa yang mengacu kepada beberapa hal tersebut penunjukannya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada siapa yang menjadi pembicara, saat dan tempat dituturkannya kata-kata itu. Kata-kata seperti saya, dia, kamu rnerupakan kata-kata yang penunjukannya berganti-ganti. Rujukan kata-kata tersebut barulah dapat diketahui jika diketahui pula siapa, di mana, dan pada waktu kapan kata-kata itu diucapkan. Dalam bidang linguistik istilah penunjukan semacam itu disebut deiksis (Yule, 2006:13). Kata deiksis berasal dari kata Yunani deiktikos yang berarti 'hal yang menunjuk secara 1angsung'. Dalam bahasa Yunani, deiksis merupakan istilah teknis untuk salah satu hal yang mendasar yang dilakukan dalam tuturan. Sedangkan isti1ah deiktikosyang dipergunakan oleh tat