ALIRAN LONDON

I. Pengertian
Sebuah gerakan linguistik yang hidup di Inggris,
II. Bronislaw Malinowski (1884 -1942)
Malinowski menghasiskan hanpir seluruh hidupnya di inggris, dan ia sangat terkenal dalam bidang antropologi. Minatnya dalam linguistik muncul ketika dia bekerja di laut selatan, ketika dia bekerja dengan penduduk kepulauan trobianda yang masih primitif, disebelah timur papua nigini. Ia berpendapat bahwa tidak mungkin untuk menerjemahkan kata demi kata bahasa yang digunakan oleh penduduk trobianda. Dalam upaya memikirka dan memecahkan masalah tersebut tanpa disadarinya Malinowski membangun sebuah teori makna dan bahasa, pandangan ini disebut konteks situasi.

Brownislaw Malinowski berasal dari Inggris, ia terkenal dalam bidang Antropologi. Pandangannya yang mendasar tentang makna dalam bahasa itu disebut “konteks situasi”, yang kemudian diambil dan dikembangkan oleh J.R.Firth. Menurut Malinowski, makna tuturan itu seperti yang terdapat dalam konteks situasinya. Gagasan ini telah mencakup dan mendukung gagasan Bloomfield. Kaum mentalis dan mekanis biasa menyebutnya metode praktis.
Malinowski berpendapat bahwa:
1) kalimat adalah bahasa dasar.
2) kata merupakan abstraksi sekunder. Ia membatasi kalimat sebagai sebuah tuturan yang di ikat oleh sebuah kesenyapan atau jeda yang dapat didengarkan. Menurut Malinowski bahasa adalah peranti kegiatan sosial dan peranti kerja sama.

1. Komunifatik
Komunifatik adalah istilah yang ditemukan oleh Malinowski untuk memberi label pada pemakaian bahasa yang nonreferensial. Mungkin seseorang akan keberatan bahwa pelarian dari masalah referensial semacam itu hanya ada jika tuturan dalam masyarakat memberi efek melalui perantara pemahaman penutur berupa harapan, keinginan, dan sebagainya.
2. Terjemahan
Selama masyarakat itu unik, bahasa serta situasi pemakaian bahasa itu juga unik, jelaslah bahwa terjemahan itu tidak mungkin bahasa itu secara esential bersifat pragmatik. Oleh sebab itu bahasa dapat diartikan sebagai perangkap lambang benda dalam seperangkat hungan seperti yang dilihat orang dan orang melihatnya menurut kemampuan untuk bertindak kepadanya.


III. John Ruppert Firthian (1890-1960)

J R Firthian merupakan guru besar general linguistik pada universitas london dari tahun 1944 – 1956. Gagasan Firth sendiri dapat kita tekuni pada bukunya Papers in Linguistics dan The Tongues of Men and Speech. Kaum Firth sangat terkenal karena kecenderungannya untuk menerapkan hal – hal yang praktis.

Dia berpendapat bahwa kajian fonemik itu bukanlah satu – satunya cara dan juga bukan merupakan cara terbaik untuk menunjukan fonologis bahasa. Ia merasakan bahwa kajian fonemik itu sangat bermanfaat bagi perancangan sistem tulisan suatu bahasa.

Firth mengeluarkan teori tentang fonologi prosodi.Titik berat perhatiannya memang pada bidang fonetik dan fonologi. Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Fonologi prosodi terdiri dari satuan-satuan fonematis dan satuan prosodi. Satuan –satuan fonematis berupa unsur-unsur segmental, yaitu berupa konsonan dan vokal. Sedangkan satuan prosodi berupa ciri-ciri atau sifat-sifat struktur yang lebih panjang daripada suatu segemn tunggal. Ada 3 macam pokok prosodi, yaitu (1) prosodi yang menyangkut gabungan fonem: struktur kata, struktur suku kata, gabungan konsonan, dan gabungan vokal; (2) prosodi yang terbentuk oleh jeda; dan (3) prosodi yang lebih daripada fonem-fonem suprasegmental.

Empat hal yang menjadi titik berat teori Firth ini yaitu
1. Komponen sosiologis dalam studi linguistik
Malinowski banyak mempengaruhi Firh menyatakan pentingnya menempatkan kata – kata dalam kontes keseluruhan ujaran pada situasinya. Inilah yang disebunya dengan The context of situation. Firth terpengaruh oleh Malinowski dalam studi hubungan bahasa dan konteks sosial, menolak formalisme struktural yang statis yang menurutnya terpulangkan pada pembedaan ketat langue/parole dari saussure.
2. Teori makna
Pada tahun 1930-an Firth menyetujui bahwa makna adalah The total network of relations or functions into which any linguistic item enters ( jaringan keseluruhan dari relasi – relasi dan fungsi – fungsi ke dalam mana setiap butir linguistik masuk). Kata – kata menjadi bagian dari kebiasaan dan makna yang mungkin dimiliki kata – kata itu adalah pola – pola tingakah laku, dan dalam pola ini kata – kata tersebut memepunyai fungsi koordinasi.
3. Analisis makna dalam batasa level Structure dan system
Dari sanding kata adalah dua kata atau lebih, dianggap sebagai butir – butir kosakata sendiri, dipakai dalam sandingan satu sama lain yang lazim dalam bahasa tertentu. Menurut Firth, adalah sebagian data kata malam untuk bisa atau mungkin bersanding kata dengan kata gelap.
Hubungan yang mungkin dimasuki butir – butir bahasa itu terbagi dua yaitu
1. Internal atau formal
Hubungan – hubungan antara satu butir formal dengan yang lainnya, seperti hubungan butir – butir kosakata dalam sanding katanya atau hubungan – hubungan sintaksis antara kategori – kategori dramatik.
2. Situasional
Hubungan – hubungan antara butir – butir atau kategori – kategori bahasa denga segala unsur – unsur diluar bahasa dalam situasi – situasi dalam mana bahasa mengantarai manusia pada pemeran serta daloam satu situasi sosial.
4. Teori fonologi
Firth mengajukan pemisahan persyaratan transkripsi dari persyaratan pengertian struktur fonologi. Pendekatan firth dalam fonologi terkenal denga sebutan prosodic analysis atau prosodic phonologi. Prosodic analysis berbicara dengan dua tipe kesatuan :
1. Phonematic unit
Adalah segmen – segmen, disusun secra seri seperti konsonan dan vowel.
2. Prosody
Prosody mengacu kepada ciri – ciri fonetik yang meluas pada keseluruhan dari struktur, misalnya pola – pola intonasi.

IV. DAFTAR PUSTAKA
Alawilah, Chaedar. 1989. Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung : Angkasa

http://griyawardani.wordpress.com/2011/02/27/aliran-linguistik-aliran-london/ diakses pada tanggal 25 maret 2011-03-25
\
Kentjono, djoko.1984. Dasar – Dasar Linguistik Umum. Jakarta: fakultas sastra universitas indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)

Kalimat Efektif

Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar

Membangun Kekuatan Rakyat Samora Machel