PIDATO INFORMATIF

1. Pembagian Pidato (Monologika)
Berbicara di depan publik akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), mempengaruhi (persuasif) dan meyakinkan (argumentative). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang dikenal dengan istilah retorika. Retorika adalah seni berkomunikasi atau berbicara secara lisan yang dilakukan oleh seseorang di depan publik secara langsung atau bertatap muka. Istilah retorika sekarang ini sering dikenal dengan istilah Pidato. Secara umum pidato dapat dibagi sesuai dengan tujuannya menjadi:
a. Pidato informatif
Pidato informatif adalah pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang sesuatu.
b. Pidato argumentatif
Pidato argumentatif adalah pidato yang bertujuan untuk meyakinkan pendengar akan suatu pokok dengan membuktikan kebenarannya kepada publik.
c. Pidato naratif
Pidato naratif adalah pidato yang menceritakan sejelas-jelasnya tentang sesuatu kepada publik, misalnya mendongeng. Mendongeng memiliki sedikit perbedaan dengan pidato tetapi hanya terletak pada idenya saja.
d. Pidato persuasif
Pidato persuasif adalah pidato yang bertujuan untuk mempengaruhi pendengar dengan membujuk pendengar agar mengubah pilihan atau sikapnya.
e. Pidato deskriptif
Pidato deskriptif adalah pidato yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu dengan tujuan agar public dapat membayangkan suatu objek.

2. Pengertian Pidato Informatif
Pidato informatif adalah pidato yang bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada publik agar publik menjadi tahu akan sesuatu. Suatu informasi dapat diyakini dengan fakta sebagai alat konkritisasi dalam penyajiannya.


3. Tujuan
Tujuan utama pidato informatif adalah memberikan atau menyampaikan informasi kepada pendengar akan sesuatu. Dalam pidato informatif, seorang pembicara menerangkan atau menjelaskan pendapatnya tentang suatu pokok persoalan agar public mengetahuinya. Di sini, pembicara menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada public tentang informasi yang disampaikan itu.

4. Isi
Pidato informatif adalah pidato yang bersifat memberi tahu informasi. Pembicara berusaha menjelaskaan suatu masalah sejelas-jelasnya agar pendengar menjadi tahu dan paham. Untuk itu, pembicara menyampaikan contoh, perbandingan, keterangan ( grafik, gambar, bagan skema, denahdan lain-lain) yang semuanya itu sangat mendukung penjelasan agar tujuan pidato tercapai, yaitu pendengar menjadi tahu dan memahami apa yang disampaikan. Dalam pidato informatif, seorang pembicara harus menyajikan fakta-fakta yang berkaitan dengan informasi yang disampaikan agar pendengar sungguh-sungguh memahami maksud dan tujuan pembicara.
Dalam sebuah pidato yang berisi tentang suatu informasi dapat dihidupkan dengan humor yang mendukung, asal saja tidak melupakan tujuan utamanya yaitu memberikan informasi. Porsi humor dalam pidato jangan melampaui batas atau dengan kata lain, humor lebih banyak daripada informasi yang disampaikan. Jangan sampai diberi kesan bahwa pembicara tidak sungguh-sungguh dalam menyampaikan informasi.

5. Metode penulisan
Metode penulisan pidato informatif dapat dibagi menjadi:
a. Metode definitif
Pada metode ini pembicara memberikan keterangan singkat yang sudah pasti tentang informasi yang disampaikan kepada public dengan sejelas-jelasnya. Dengan demikian pendengar dapat menangkap maksud dan tujuan informasi yang disampaikan itu.
b. Metode uraian
Pada metode ini pembicara memberikan penjelasan tentang informasi yang ingin disampaikan kepada public untuk dipahami. Penjelasan yang diberikan hendaknya dijelaskan sedetail mungkin.
c. Metode perbandingan
Pada metode ini pembicara memberikan atau menyajikan perbandingan antara fakta sebagai alat konkritisasi dengan informasi yang hendak disampaikan kepada public sebagai tujuan utamanya. Keduanya diperbandingkan dengan menggunakan metode definisi dan uraian.
d. Metode ilustrasi
Pada metode ini pembicara menambahkan ilustrasi sebagai pengat suasana agar public tidak mudah bosan untuk mendengarkan informasi yang hendak disampaikan. Namun, ilustrasi itu harus ada kaitannya dengan tema informasi sebagai bentuk perbandingannya.

e. Metode analisis
Metode analisis dapat dibagi lagi menjadi:
- Analisis bagian
Pada metode ini pembicara menjelaskan dan mengelompokkan bagian-bagian suatu informasi yang disampaikan kepada public.
- Analisis fungsi
Setelah mengelompokan bagian-bagiannya, pembicara menjelaskan fungsi-fungsi dari setiap bagian itu.
- Analisis proses
Setelah mengelompokkan bagian dan menjelaskan fungsinya masing-masing, pembicara menjelaskan proses-prosesnya sehingga ada sebab akibatnya seperti yang akan dilakukan pada metode analisis selanjutnya.
- Analisis kausal
Pada metode ini pembicara menjelaskan kemungkinan-kemungkinan tentang sebab-akibat yang mungkin terjadi dari prose situ.

6. Jenis-jenis Pidato Informatif
Ada beberapa jenis pidato informative yaitu:
a. Kuliah
Kuliah adalah penyampaian ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh dosen sebagai pembicara dan mahasiswa sebagai audiens. Di dalam kuliah, salah satu bahan atau tema dari bidang ilmu tertentu ditawarkan lewat sejumlah mata kuliah yang diberikan. Cara menyajikan biasanya dengan membaca teks yang telah dipersiapkan dengan menambahkan penjelasan secukupnya.
b. Ceramah
Pada dasarnya tujuan ceramah adalah memberikan informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu bahan yang diceramahkan harus dipersiapkan dengan teliti. Ceramah harus menampilkan disposisi yang jelas, bahasa yang padat dan berisi: pikiran yang tersusun logis dan memiliki sekema yang jelas, serta hubungan yang serasi antara bagian-bagiannya.
c. Referat atau makalah
Sebuah referat atau makalah sebenarnya adalah suatu ceramah singkat mengenai suatu bidang, yang berlansung antara 10-20 menit. Seringkali referat juga merupakan pengantar kedalam salah satu bidang; atau dipakai sebagai salah satu acara dalam perundingan, sehingga orang menyebutnya pengantar singkat atau referat singkat. Pada dasarnya referat dibatasi uraiannya pada hal-hal yang esensial, sehingga lebih mengenai budih dan bukan perasaan manusia.
d. Pengajaran
Pengajaran adalah uraian yang disusun secara pedagogi, umumnya dibawakan untuk kelompok orang setingkat SLTP dan SMA. Bentuk penyajiannya bermacam-macam, sehingga tidak begitu membosankan.
e. Wejangan informatif
Ini adalah ceramah yang santai di depan sekelompok pendengar dalam jumlah yang kecil. Bentuk ini sering dipakai apabila menunjukan slides atau film.Gambar atau film menjadi pokok pembicaraan, sehingga ttidak menuntut suatu persiapan yang teliti.
f. Pidato informatif dalam kesempatan khusus
Dalam pidato ini pembicara ditunjuk sebagai sumber informasi untuk menyampaikan dan menjelaskan tentang sesuatu untuk diketahui pendengar. Di sini suasananya lebih formal dan bahasa yang digunakan sesuai dengan pengetahuan pendengar.

7. Perbedaan dengan Pidato Jenis Lain
a.Tujuan
- Argumentatif: membuktikan kebenaran
- Informatif: menerangkan atau menjelaskan
- Persuasif: membujuk
b. fakta
-Argumentatif: sebagai bahan pembuktian kebenaran, kelengkapan,dan penyusunan.
- Informatif: sebagai alat konkritisasi.
- Persuasif: sajikan bujukan yang mendukung
c. Gaya bahasa
- Argumentatif : rasional dan objektif
- Informatif: tanpa rasa subjektif dan emosional
- Persuasif: bersifat sugestif, jelas, dapat juga emosional, memanfaatkan majas.
d. Gaya penyampaian
- Argumentatif: pembicara harus yakin dengan argumennya
- Informatif: pembicara sekedar menerangkan pendapatnya
- Persuasif: pembicara berusaha membangun kepercayaan
e. Metode
- Argumentatif: penalara logis=> induksi dan deduksi.
- Informatif: definisi, uraian, perbandingan, ilustrasi, analisis (bagian, fungsi, proses, dan kausal).
- Persuasif: rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitasi, kompensasi, penggantian, dan proyeksi.

f. Keputusan
- Argumentatif: pembicara mendesakkan pendapatnya agar keputusan public berubah dengan mengikuti keputusannya.
- Informatif: Pembicara menyerahkan keputusan kepada public.
- Persuasif: pembicara ingin agar keputusan public berubah sesuai dengan keinginankeinginanya.

Daftar Pustaka
Arsjad, Maidar G. dan Mukti, U.S. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Chou, Wu. 2003. Pattern Recognition in Speech and Language Processing. London: CRC Press
Keraf,Goris.1983. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Hendrikus,Dori Wuwur. 1991. Retorika. Ende: Kanisius.
Http://lusypascha.multiply.com


‘All great speakers were bad speakers once.’
-Emerson
‘ If you want me to speak for five minutes- I need two weeks to prepare. If you want me to speak for an hour- I need a week to prepare. If you don’t mind how long I speak, I’ll get up now and do it now,’

SEKIAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Model-Model Pembelajaran (PPSI, Kemp, Banathy, Dick and Carey)

Subjek Pendidikan

Linguistik Historis Komparatif

Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Dalam Kaitannya dengan Prestasi Belajar

Pengertian Bunyi Bahasa (Fonologi)